Waspadai Potensi Tsunami di Selat Sunda: Pangandaran, Sukabumi, CIlegon Bisa Terdampak
Indonesia mempunyai sejumlah wilayah yang berpotensi dilanda tsunami seperti Sukabumi dan Pangandaran di Jawa Barat.
Editor: Choirul Arifin
Yaitu di tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8) dan 2009 (M7,3)
Sementara itu, gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi 3 kali, yaitu: tahun 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1).
"Sedangkan untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa," ucapnya.
Tsunami Selatan Jawa
Daryono menjelaskan, wilayah selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi tsunami.
Bukti adanya peristiwa tsunami selatan Jawa dapat dijumpai dalam katalog tsunami Indonesia BMKG, di mana tsunami pernah terjadi diantaranya tahun 1840, 1859, 1921, 1921, 1994, dan 2006.
"Selain data tersebut, hasil penelitian paleotsunami juga mengonfirmasi adanya jejak tsunami yang berulang terjadi di selatan Jawa di masa lalu," bebernya.
"Seringnya zona selatan Jawa dilanda gempa dan tsunami adalah risiko yang harus dihadapi oleh masyarakat yang tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng tektonik," kata dia.
"Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, inilah risiko yang harus dihadapi," ujarnya.
"Apakah dengan kita hidup berdekatan dengan zona megathrust lantas kita selalu dicekam rasa cemas dan takut?. Tidak perlu, karena dengan mewujudkan upaya mitigasi yang kongkrit maka kita dapat meminimalkan risiko, sehingga kita masih dapat hidup aman dan nyaman di daerah rawan bencana," ujarnya.
Bisa Setinggi 20 Meter
Sukabumi berpotensi terkena gempa bermagnituo 8,7. Guncangan yang dirasakan bisa mencapai VIII hingga IX MMI. Efek guncangan akan sangat merusak.
Potensi gempa bumi yang diprediksi mencapai magnitudo 8,7 ini dipicu dari sesar naik sangat besar (megathrust) yang berpusat di sepanjang lautan lepas Samudera Hindia.
Dampaknya juga bisa membangkitkan tsunami.
Hal itu disampaikan Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana - ITB, Renza Furqon kepada Kompas.com di Sukabumi, Jumat (21/2/2020). '
"Untuk M 8,7 itu berdasarkan simulasi skenario terburuk yang kami ambil dari gempa terbesar yang pernah terjadi di Selatan Jawa,'' kata Renza, Jumat.
Peneliti ITB ini menyampaikan materi ''Potensi Ancaman Megathrust Selatan Jawa Barat dan Tsunami Kabupaten Sukabumi" pada Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana untuk Pengelola Wisata.
Kegiatan ini digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Sukabumi di Resort Pangrango, Sukabumi, Jumat (21/2/2020).
Renza mengatakan, di Selatan Jawa ini pernah terjadi gempa besar, paling besar tercatat berkekuatan M 8,7.
Selain itu tercatat juga terjadi gempa berkekuatan M 8,4 lalu M 7,4 dan M 7,6. '
"Seperti gempa Pangandaran 2006 dengan M 7,8 dan gempa Tasikmalaya 2009 kekuatannya M 7,3,'' ucap dia.
Renza mengkhawatirkan dengan adanya potensi gempa M 8,7 yang dipicu megathrust di Samudera Hindia akan membangkitkan tsunami. '
"Ketinggian tsunami bisa mencapai 10 hingga 15 meter sedangkan rendamannya ke daratan bisa mencapai 2 kilometer,'' ujar dia.
Menurut Renza potensi megathrust di selatan Pulau Jawa memang diprediksi para peneliti bahwa ada segmen-segmen yang disebut seismic gap.
Segmen tersebut, katanya, belum ada pelepasan energi, baik dalam bentuk gempa maupun lainnya. '
"Sehingga kemungkinan untuk terjadinya potensi megathrust sangat tinggi di Selatan Jawa termasuk di Selat Sunda,'' ujar dia. '
"Maka dari itu, kita perlu waspada. Memang belum bisa diprediksi secara pasti tapi ada potensi,'' imbau Renza.
Namun di penelitian selanjutnya, riset tim peneliti ITB yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report mengungkapkan adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa.
Salah satu anggota tim peneliti tersebut, Endra Gunawan mengatakan riset ini menggunakan analisis multi-data dari berbagai peneliti.
Endra mengatakan kalau seandainya wilayah-wilayah tersebut terjadi gempa dalam waktu bersamaan, maka worst case menunjukkan akan adanya potensi gempa hingga M 9,1.
"Kemudian dari informasi tersebut, kami modelkan potensi tsunaminya, dan muncullah (potensi tsunami) 20 meter di Jawa bagian barat, dan 10 meter di Jawa bagian tengah dan timur," ungkap dosen Teknis Geofisika ITB ini.
Potensi tsunami di Jawa bagian barat ini berkisar terjadi di wilayah Sukabumi, dan untuk wilayah bagian tengah terjadi di sekitar pantai-pantai di provinsi DIY.
"Namun, perlu diingat gelombang tsunami yang akan terjadi, tergantung pada topografi dari tempat yang bersangkutan," jelas Endra.
Riset ini dilakukan sebagai upaya untuk dapat mengurangi potensi bencana atau upaya mitigasi yang dapat dipersiapkan.
Sebab, Endra menegaskan bahwa dalam studi ini tidak bicara tentang prediksi kapan gempa besar itu akan terjadi.
Endra menegaskan sains atau peneliti manapun hingga saat ini tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi waktu terjadinya gempa bumi tersebut.
Baca juga: Potensi Tsunami Pun Ada di Sukabumi, Skenario Terburuk Tingginya Bisa Mencapai 20 Meter
Perlu diketahui bahwa jalur gempa atau sumber gempa dapat diketahui dari sejarah kegempaan.
Seperti diketahui ada beberapa daerah yang berpotensi gempa dari barat Aceh, Nias, Bengkulu, Mentawai dan jalur itu, kata Endra, menerus ke selatan Jawa.
"Itu adalah jalur yang memang berpotensi terjadi gempa bumi, tetapi kita harus pahami bahwa di sepanjang jalur tersebut kita tidak tahu kapan akan terjadi gempa," ungkap Endra.
Berdasarkan data gempa bumi yang terekam dari BMKG, dikolaborasikan dengan data analisis GPS dan simulasi tsunami dalam studi Prof. Ir. Sri Widyantoro, serta data pendukung lainnya, riset ini menghasilkan laut selatan Jawa memiliki potensi tsunami dan gempa besar.
Artikel ini tayang di TribunJabar.id dengan judul Nataru Dibayangi Potensi Bencana, Ada Potensi Gempa dan Tsunami di Sukabumi,Terburuk Bisa Capai 20 M