Kiai Imam Jazuli: Pesantren Harus Ubah Sistem Pendidikan dari Kolonial ke Milenial
Perubahan zaman yang merupakan sebuah keniscayaan adalah sesuatu yang tak bisa ditolak lagi tapi harus dihadapi dengan penyesuaian zaman.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, KH. Imam Jazuli, mengagendakan perubahan besar untuk sistem pendidikan bagi pesantren-pesantren. Bukan hanya perubahan bagi pesantren BIMA tapi juga buat pesantren seluruh Indonesia.
Perubahan zaman yang merupakan sebuah keniscayaan adalah sesuatu yang tak bisa ditolak lagi tapi harus dihadapi dengan penyesuaian zaman. Pesantren tak bisa lagi mempertahankan sistem pendidikan yang masih berbau warisan zaman kolonial.
“Saya berharap ke depan pesantren melakukan perubahan besar. Tinggalkan sistem pendidikan warisan zaman kolonial dan pindah ke sistem pesantren milenial. Kita tidak bisa bayangkan apa jadinya nanti generasi ini jika hanya mengerti satu hal dalam jangka waktu yang lama,” kata Kiai Imam Jazuli saat wisuda Program Tahsin untuk Santri BIMA di Hotel Aston, Cirebon, Minggu (5/12/2021).
Dalam rangka mewujudkan perubahan tersebut, Kiai Imam Jazuli menjadikan Pesantren Bina Insan Mulia yang diasuhnya sebagai satu-satunya pesantren di Indonesia yang sistem pembelajaran santrinya berbasis program.
Ada tujuh program unggulan di Pesantren Bina Insan Mulia yang merupakan program unggulan pesantren ini. Ketujuh program tersebut antara lain program Tahsin Al-Qura’an Bimaqu, Tahfizh Al-Qur'an Bimaqu, Fiqih Bimaku, Bahasa Arab Bimaku, Qiroatul Kutub, English Bimaku, dan Program Eksak.
“Dengan menerapkan pelajaran berbasis program ternyata lebih efektif dan terbukti lulusan Bina Insan Mulia menjadi satu-satunya pesantren yang alumninya banyak diterima di Universitas Azhar Mesir dan Universitas umum lainnya baik dalam maupun luar negeri. Selain itu waktu belajar santri lebih efisien dimana santri yang dulunya mempelajari satu bidang ilmu lama jadinya singkat,” kata Kiai Imam di depan ribuan santri dan walisantri yang hadir di acara wisuda.
Menurut Kiai Imam yang merupakan lulusan Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir ini, Pelajaran berbasis program ini sinkron dengan generasi sekarang yaitu generasi milenial yang inginnya serba cepat dan tepat.
“Sebab ini adalah anak milenial yang semuanya ingin serba cepat. Anak hari ini butuh sesuatu yang simpel dan cepat, maka BIMA hari ini jadi pelopor pesantren berbasis program yang tidak ada di pesantren lain. Kita tidak mau terjebak dengan waktu yang lama, kita ingin dalam waktu tiga tahun anak-anak punya banyak skill,” kata Kiai Imam.
Pesantren berbasis program yang diterapkan di Pesantren Bina Insan Mulia ini memang tersusun sistematis. Diawali dengan dengan pengajaran penguasaan dasar baca tulis huruf hijaiyah, lancar baca Al-Quran, Tahfidz Qur’an lalu kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran Bahasa Arab untuk memahami Al-Quran dan ilmu-ilmu lain yang berasal dari rujukan berbahasa Arab.
Selain itu program ini juga didesain untuk pelajaran-pelajaran non diniyah. Dimulai dari Bahasa Inggris, program eksakta dan pelajaran ilmu umum lainnya. Masing-masing program ini harus dijalani santri dalam kurun waktu tidak cukup lama berkisar antara 3,5 bulan sampai 6 bulan disesuaikan dengan tingkat kesulitan program yang harus dipelajari.