Forum Ke-1 G20 Diadakan, Menko Airlangga Hartanto Membahas Permasalahan Struktural Ini
Pertemuan Ke-1 Sherpa G20 Indonesia membahas segala tantangan dalam pemulihan perekonomian dan kesehatan secara nasional dan global.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan ke-1 tingkat sherpa G20 yang diadakan pada tanggal 7-8 Desember 2021 merupakan pembukaan dari serangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto menyampaian penjelasannya terkait dengan permasalahan struktural yang terjadi di Indonesia dan global selama masa pandemi.
Pemulihan kondisi perekonomian dan kemampuan dalam mengatasi pandemi menjadi fokus utama pembahasan selama pertemuan berlangsung. Setidaknya Sudah tiga kali Presidensi G20 dilaksanakan ketika pandemi COVID-19 menginfeksi masyarakat di seluruh dunia. Hal ini tentu cukup krusial dalam prose pemulihan ekonomi secara global di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Airlangga mengutarakan empat tantangan yang saat ini dihadapi oleh dunia untuk bersiap dengan segala ketidakpastian kondisi.
"Masalah belum selesai, kini dunia sedang bersiap untuk menghadapi berbagai persoalan yang ada seperti kepanikan global akibat munculnya mutasi varian virus Omicron, kemudian akses vaksin yang mengalami ketimpangan, bencana alam, dan adanya gangguan dan perubahan dalam skala besar pada rantai pasok," tandasnya.
Berbagai ketimpangan yang membuat ketidakpastian pemulihan ekonomi, dapat membuat produktivitas menurun. Tidak semua negara memiliki kemampuan yang sama dalam mengatasi pandemi dan memulihkan ekonomi. Inilah mengapa perekonomian global saat ini belum stabil sepenuhnya.
Jika terus dibiarkan akan mengakibatkan angka kemiskinan semakin meninggi dan tidak bisa mencapai target SDGs 2030 mendatang. Karena munculnya virus varian baru Omicron, perekonomian masih sulit dibuka secara maksimal. Bahkan beberapa negara melakukan penutupan kembali wilayahnya demi mencegah penularan kembali.
"Disinilah peran kolaborasi global, pertemuan G20 ini dapat menyusun kembali fondasi kesehatan secara global sebagai
syarat pemulihan ekonomi. Sebagai forum utama, kerja sama multilateral perlu diperkuat supaya menghasilkan langkah-langkah nyata dan gebrakan baru," ucap Menko Airlangga.
Dengan mengangkat tema"Recover Together, Recover Stronger" atau "Pulih Bersama", pertemuan G20 ini juga menjadi kesempatan untuk menunjukan kepemimpinan Indonesia dikancah internasional guna menjawab berbagai persoalan yang terjadi baik dalam maupun luar negeri.
Pada sektor kesehatan, Indonesia menargetkan setidaknya vaksinasi doses ke-2 bisa menjangkau 113 juta jiwa atau mencapai 41,8%. Sedangkan pada akhir tahun 2021 mendatang bisa naik sebesar 54,3% melebihi target WHO yaitu 40%.
"Pada posisi sekarang ini dosis ke-2 vaksinasi sudah mencapai 99,6 juta jiwa atau sekitar 37% dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 47,8% dari sasaran yang ditentukan," ujar Menko Airlangga.
Pada tahun 2022 mendatang, bapak Presiden sudah menentukan tiga pembahasan yakni arsitektur kesehatan global, transformasi berbasis digital, dan transisi energi. Dari ketiga topik tersebut dinilai akan membuat kebijakan yang lebih pro terhadap rakyat, secara nyata, dan mudah dijalankan.
Terlaksananya Presidensi G20 Indonesia 2022 diharapkan dapat memberikan dampak dan kontribusi terhadap pemulihan kondisi ekonomi Indonesia dan global. Keterlibatan negara anggota G20, negara yang diundang, dan beberapa organisasi internasional sangat dibutuhkan dalam membangun aksi nyata, khususnya perekonomian Indonesia pada sektor akomodasi, perhotelan, transportasi, UMKM, dan sektor lainnya.
Selain itu Pertemuan Pertama Tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral akan terlaksanakan di Bali pada 9-10 Desember 2021. Indonesia telah mempersiapkan agenda utama yang bisa disampaikan dalam Presidensi G20 Indonesia melalui Sherpa Track maupun Finance Track.
Menko Airlangga Hartanto berharap melalui pertemuan itu ada inovasi baru sebagai solusi permasalahan yang terjadi di Indonesia dan global.
"Diharapkan para anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional yang sudah terpilih bisa memberikan inisiatif dengan konkret. Justru ini penting agar menghasilkan deliverables secara responsif untuk menjawab tantangan global," jelasnya.
Forum G20 ini dihadiri organisasi Africa Union dengan diwakili oleh Republik Demokratik Kongo mengingat peran dan kontribusi Afrika juga diperlukan demi pemulihan ekonomi global.
Salah satu isu lain yang perlu disampaikan dalam Presidensi Indonesia adalah Making Indonesia 4.0 terhadap transformasi industri yang kini tengah berubah. Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0) akan menjadi kunjungan para Sherpa G20 yang diinisiatif Indonesia.
Sebagai solusi satu atap, PIDI 4.0 dapat mempercepat transformasi industri 4.0 di Indonesia. Terdapat lima layanan utama yang bisa diajukan guna mengembangkan industri 4.0, diantaranya Showcase Center, Delivery Center, Capability Center, Ecosystem Industry 4.0, dan Engineering and Al Center.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.