Cek Penyebaran Covid-19 Varian Omicron melalui GISAID, 57 Negara Telah Terdeteksi Omicron
Cara memantau sebaran Covid-19 Omicron melalui GISAID, 57 Negara mendeteksi penyebaran Omicron. Penelitian tingkat penularan masih terus dilakukan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Laman ini dibuat sebagai alternatif untuk menyediakan database yang dapat diakses publik untuk meningkatkan melihat berbagai data penyebaran influenza, dikutip dari laman GISAID.
Kini, GISAID menyajikan pembagian data global yang cepat dari semua virus influenza dan virus corona penyebab Covid-19.
Baca juga: Wagub DKI Kembali Tegaskan Varian Omicron Belum Ditemukan di Jakarta
Baca juga: Dosis Ketiga Vaksin Pfizer Diklaim Ampuh Lawan Omicron
Profil genetik Omicron lebih unik dibandingkan dengan varian lain, sehingga Omicron memiliki lebih banyak mutasi, dikutip dari Washington Post.
Direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, Tulio de Oliveira, mengatakan ada lebih dari 30 mutasi pada protein spike.
Protein Spike adalah bagian dari virus yang mengikat sel manusia, dan memungkinkannya untuk masuk dalam tubuh.
Para ilmuwan khawatir mutasi tersebut dapat membuat Omicron lebih mudah menular, berpotensi dapat menembus kekebalan tubuh, dan membuat vaksin menjadi kurang efektif.
WHO mengatakan, bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang (bagi yang pernah terinfeksi Covid-19) dibandingkan dengan varian lain.
Baca juga: Epidemiolog: Kemunculan Omicron Tegaskan Vaksinasi dan Booster Penting
Baca juga: WHO: Omicron Menyebar di 57 Negara, tapi Masih Terlalu Dini untuk Menyebut Varian Ini Lebih Menular
Tingkat Penularan Dibandingkan Varian Delta Belum Jelas
Sejauh ini, Omicron telah dilaporkan di 57 negara, dan WHO memperkirakan jumlahnya akan terus bertambah, dikutip dari laman PBB.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, menyoroti “gambaran yang konsisten tentang peningkatan transmisi yang cepat”.
Ia mengatakan tingkat peningkatan infeksi dibandingkan varian lain masih sulit untuk diukur.
Meskipun beberapa data dari Afrika Selatan menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, namun masih membutuhkan lebih banyak data.
Varian Omicron mungkin juga menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, namun belum ada jawaban pasti.
“Data baru muncul setiap hari, tetapi para ilmuwan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan studi dan menginterpretasikan hasilnya."
"Kita harus berhati-hati dalam mengambil kesimpulan yang tegas sampai kita memiliki gambaran yang lebih lengkap”, jelas Tedros.
Kepala WHO meminta semua negara untuk meningkatkan pengawasan, pengujian dan pengurutan.
Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Covid-19 Omicron