Relokasi Warga Terdampak Erupsi Semeru Akan Gunakan Lahan Perhutani, Ini Perkiraan Tempatnya
Relokasi rumah korban erupsi gunung Semeru Lumajang, ditargetkan selesai 2 minggu ke depan
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Pasca kejadian letusan ini, Tim Tanggap Darurat Bencana, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengolahan dan analisis terhadap luasan area yang terdampak letusan gunung Semeru.
Analisis terhadap area terdampak letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa ini menggunakan data dari citra satelit SPOT 7.
Data yang digunakan untuk analisa tersebut adalah Data SPOT 7 tahun 2018 (sebelum letusan), data SPOT 7 tanggal 7 Desember 2021 (setelah bencana) dan data mosaik landsat 8 tahun 2021.
Plt. Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh, M. Rokhis Khomarudin mengatakan, dari dati tersebut diketahui total lahan terdampak erupsi Gunung Semeru yakni 2.417,2 Ha.
“Lahan terdampak letusan yaitu 2.417,2 Ha yang terdiri dari Hutan sebesar 909,8 Ha, lahan terbuka 764,5 Ha, hutan sekunder 243,1 Ha, lahan pertanian 161,5 Ha, Ladang/tegalan 161,2 Ha, perkebunan 77,9 Ha, pemukiman 67,8 Ha, semak/belukar 20,8 ha dan tubuh air 10,4 Ha,” jelasnya, dalam keterangan pers di lalam brin.go.id.
Hasil luasan penggunaan lahan ini masih berbasiskan data Landsat 8 mosaik yang masih memerlukan verifikasi dan validasi lebih lanjut.
Tim Tanggap Darurat bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan menganalisis lebih detail dengan data citra satelit yang lebih tinggi.
Hasil analisis ini nantinya digunakan untuk menentukan keperluan logistik dan penanganan pengungsi serta menentukan besar kerugian dan rehabilitasinya.
(Tribunnews.com/Arkan, Surya.co.id/Tony Hermawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.