Peran Pemerintah Hingga Agamawan Penting untuk Minimalisir Polarisasi di Masyarakat
Peran penting para tokoh, lanjut dia, utamanya dalam hal yang sensitif berkaitan keyakinan dalam beragama dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Daryono
![Peran Pemerintah Hingga Agamawan Penting untuk Minimalisir Polarisasi di Masyarakat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/santunan-di-banten.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peran Pemerintah, tokoh masyarakat, influencer, hingga agamawan penting menjadi teladan dalam sikap dan lisan untuk meminimalisir polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat.
Demikian disampaikam Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Indonesia Muhtadin Sabili.
Peran penting para tokoh, lanjut dia, utamanya dalam hal yang sensitif berkaitan keyakinan dalam beragama dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
"Kasus-kasus intoleransi bahkan mengarah Kepada kekerasan dan intimidasi terhadap kelompok keyakinan tertentu di Indonesia banyak disebabkan oleh menyebarnya disinformasi dan hoaks," ucapnya, Senin (13/12/2021).
Baca juga: Atta Halilintar Sebut Buku Karya Budi Gunawan Cocok untuk Anak Muda Agar Mampu Tangkal Hoaks
Sebab, hal itu bisa memicu konflik dan perseteruan yang berujung rusaknya nilai toleransi dan tenggang rasa serta kerukunan di tengah masyarakat.
Menurut Muhtadin, sistem pendidikan dan budaya nasional belum mampu menjawab tantangan zaman ini, peserta didik disebutnya kurang optimal mendapatkan pemahaman tentang budi pekerti yang luhur dan persaudaraan antar sesama anak bangsa Indonesia yang beragam suku, agama dan budaya.
"Persamaan Hak di dalam pergaulan dan hukum yang berlaku juga berpotensi menjadi penyebab berbagai intoleransi yang terjadi di negeri ini," tutur Muhtadin.
Padahal, kata Muhtadin, masyarakat Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai masyarakat yang sangat ramah dan toleran bahkan terhadap pendatang dari berbagai belahan dunia manapun yang bertamu dan bertandang ke negeri ini.
"Toleransi yang kita pahami tentu dalam konteks yang positif dan bersandar kepada nilai kebaikan adalah sikap saling menghormati," ucap Muhtadin.
Baca juga: PDIP Perkuat Pribadi yang Berkebudayaan Guna Hadapi Intoleransi dan Radikalisme
Selain itu, kata Muhtadin, era Globalisasi dan kemajuan teknologi menjadi tantangan dalam merawat kemerdekaan dan persaudaraan antar sesama elemen bangsa Indonesia.
Era keterbukaan, kemudahan menyampaikan opini serta berinteraksi dalam era informasi ditambah dengan kebebasan berpendapat dalam banyak ranah kehidupan menggiring masyarakat menelan beragam opini.
"Yang bahkan bersifat provokasi yang menyesatkan tanpa data dan fakta sebenarnya serta bertujuan untuk memecah kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat," imbuh Muhtadin.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.