Duduk Sebelah Said Aqil, Gus Yahya: Apakah akan Cukup Umur Saya untuk Membalas Jasa-jasa Beliau
KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah dalam perolehan suara unggul dari Prof Dr KH Said Aqil Siradj.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dalam perolehan suara.
Pria yang akrab dipanggil Gus Yahya ini pun memberikan ucapan terima kasih kepada Prof Dr KH Said Aqil Siradj yang telah berbuat baik padanya.
Menurut Gus Yahya, ia tak mengetahui apakah di sisa umurnya dapat membalas semua jasa-jasa Said Aqil.
"Saya haturkan terima kasih saya kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng dan menguji saya tetapi juga membuka jalan untuk saya dan membesarkan saya, Prof Dr KH Said Aqil Siradj," kata Gus Yahya di GSG Universitas Lampung, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (24/12/2021),
"Saya tidak tahu apakah akan cukup umur saya untuk membalas jasa-jasa beliau," imbuhnya.
Baca juga: Said Aqil kepada Gus Yahya: Semoga Allah Memberi Kekuatan
Lebih lanjut, Gus Yahya mengungkapkan pujian terhadap Said Aqil.
"Kalau ini disebut keberhasilan, sesungguhnya ini adalah (keberhasilan) beliau. Kalau ada yang patut dipuji dari beliau, pujian itu milik beliau," ucapnya.
Tak lupa Gus Yahya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia Muktamar sekaligus peserta muktamar yang hadir.
"Terima kasih kepada teman-teman yang kerja keras bersama-sama untuk menyukseskan Muktamar ke-34 NU ini."
"Jajaran panitia, semua Ansor, Fatayat, IPNU PBNU dan para pemimpin sidang, Pak Nuh, Pak Niam, Pak Ilyas, saya ucapkan terima kasih telah menyelenggaraan Muktamar ini sebaik-baiknya," tuturnya,
"Terima kasih kepada para muktamirin pengurus wilayah dan cabang di seluruh Indonesia yang telah menerima lamaran kerja saya. Namun lebih dari itu, terima kasih atas persetujuan dan kesepakatan bahwa kita akan bekerja bersama-sama sesudah ini," lanjut pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.
Sebelumnya, Gus Yahya dan Said Aqil terpilih menjadi calon Ketua Umum PBNU setelah mengatongi lebih dari 99 suara dalam pemilihan bakal calon Ketua Umum PBNU.
KH Yahya Cholil Staquf dalam pemilihan bakal calon Ketua Umum PBNU mengantongi 327 suara.
Disusul KH Said Aqil Siradj yang mendapatkan 203 suara, dan KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara.
Lalu, KH Marzuqi Mustamar mendapat 1 suara dan Ramadan mendapat 1 suara.
Kemudian, abstain 1 dan suara tidak sah 1.
Baca juga: Ketua DPR: Semoga Hasil Muktamar PBNU Bawa Maslahat untuk Umat
Profil Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Timur, Indonesia, 16 Februari 1966.
KH. Yahya Cholil Staquf merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2015-2019.
Gus Yahya dilantik sebagai anggota Wantimpres pada 31 Mei 2018 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 84 P 2018 tentang Pengangkatan Anggota Wantimpres, sebagaimana dilansir TribunnewsWiki.com.
Selain dikenal sebagai anggota Wantimpres, Gus Yahya juga tokoh salah satu organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan menjabat Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Mengenai kehidupan pribadinya, KH. Yahya Cholil Staquf merupakan putra dari tokoh Nahdalatul Ulama (NU) di Rembang.
KH. Yahya Cholil Staquf adalah anak pertama dari delapan saudara.
Adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas adalah tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor.
Riwayat Pendidikan dan Karier
Gus Yahya dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta.
Ia merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, Gus Yahya pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang.
Selanjutnya, KH. Yahya Cholil Staquf diberikan amanah menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Adapun pada tahun 2014, Gus Yahya pernah menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Lalu, KH. Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2015.
KH. Yahya Cholil Staquf semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018.
Ia menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.
Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, KH. Yahya Cholil Staquf adalah pegiat ikhwal “rahmah” untuk penyelesaian konflik kemanuisaan dunia.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Reza Deni, TribunnewsWiki.com/Haris, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Muktamar NU