Perayaan Natal Nasional 2021, Pdt. Gomar: Terlalu Mencintai Diri Sendiri Merongrong Persaudaraan
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom menyampaikan pesan khusus dalam perayaan Natal Nasional 2021.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom menyampaikan pesan khusus dalam perayaan Natal Nasional 2021.
Pdt. Gomar mengatakan, bahwa saat ini banyak orang-orang yang terlalu mencintai diri sendiri.
Ia mencontohkan bagaimana fenomena selfie dalam keseharian.
Karena, selfie itu yang utama adalah diri kita. Sedangkan dan orang-orang lain di belakang kita menjadi latar untuk keutamaan kita.
Menurutnya, hal itu tak sesuai dengan cinta akan Kristus Yesus yang hadir untuk semua umat manusia.
Itu juga sesuai dengan Perayaan Natal 2021 mengambil tema “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan."
Baca juga: Dihadiri Luhut, Ibadah Perayataan Natal Nasional 2021 Dibuka Dengan Tarian Adat Nusantara
Hal itu disampaikan Pdt. Gomar Gultom saat ibadah Perayaan Natal Nasional 2021 secara virtual, pada Senin (27/12/2021).
"Inilah yang merongrong kehidupan kita sepanjang zaman terlalu mencintai diri sendiri. Kita ingin diutamakan tapi enggan mengutamakan orang lain, ingin diperhatikan tapi enggan memperhatikan orang lain. Ingin dicintai tetapi sulit untuk mencintai orang lain," kata Pdt. Gomar.
"Dan akibatnya dan terjadilah resesi cinta kasih, jadi tidak hanya tidak hanya Resesi ekonomi yang terjadi. Terlalu banyak orang yang membutuhkan cinta kasih tetapi sangat sedikit orang yang bersedia mencintai. Diman dan Supply tidak berimbang dan inilah yang menyebabkan semakin gersang nya cinta kasih dalam kehidupan kita yang pada gilirannya makin surutnya Persaudaraan yang otentik," sambungnya.
Pdt. Gomar juga mengatakan, sebagian di antara kita kini cenderung makin berupaya untuk hanya hidup untuk dirinya dan kelompoknya.
Baca juga: 10 Provinsi Alami Tren Kenaikan Kasus Covid-19 di Masa Libur Natal dan Tahun Baru
Bahkan, ia menyebut, tidak segan mengorbankan orang lain apalagi yang berbeda haluan dengannya dan seringkali persaudaraan terbangun atas perhitungan untung rugi.
Dimana, selalu mengukur ada untungnya atau tidak.
"Sebagai demikian saudara-saudara persaudaraan kita menjadi sangat mekanik, tidak lagi atas dasar kepedulian yang eksistensial," ucapnya.
Pdt. Gomar menambahkan, di tengah realitas yang sedemikian ini mendengarkan seruan Natal pada perayaan ini yakni "Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan".
"Cinta kasih Kristus berbeda dengan cinta kasih yang dikenal oleh dunia ini. Yohanes 3 ayat 16 yang begitu kita kenal mengatakan begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anaknya yang tunggal. Hal yang kurang lebih sama kita temukan dalam Efesus 5 ayat 25: Kristus mengasihi jemaat, sehingga ia menyerahkan dirinya bagi jemaat," kata Pdt. Gomar.
Baca juga: Pasca Libur Natal, Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Turun 3 Persen
"Kasih Allah cinta kasih Kristus tidak pernah ada tititiknya. Dia selalu (koma) dan diikuti oleh tindakan, artinya saudara-saudara cinta kasih akan dunia ini cinta kasih Allah akan dunia ini atau cinta kasih Kristus akan Jemaat diwujudkan melalui tindakan konkrit dan tindakan itu berupa pengorbanan," jelasnya.