Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Teman Sekampung Pria yang Tendang Sesajen di Gunung Semeru, Kepala Desa Ikut Bersuara

Kombes Pol Artanto mengaku telah mengecek kebenaran informasi terkait identitas HF yang disebut sebagai warga asal Lombok.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Penjelasan Teman Sekampung Pria yang Tendang Sesajen di Gunung Semeru, Kepala Desa Ikut Bersuara
Kolase Tribunnews.com: Twitter.com/Setiawan3833
Tangkap layar video viral seorang pria tendang sesajen di kawasan erupsi Gunung Semeru. 

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) membenarkan bahwa terduga pelaku penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur adalah warga NTB.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, membenarkan bahwa terduga pelaku berinisal HF merupakan warga asal Dusun Dasan Tereng, Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

Kombes Pol Artanto mengaku telah mengecek kebenaran informasi terkait identitas HF yang disebut sebagai warga asal Lombok.

"Betul yang bersangkutan adalah HF warga Labuan Haji, Lombok Timur, yang bersangkutan sedang sekolah di Yogya," kata Artanto di Mapolda NTB, Selasa (11/1/2022).

Dia menambahkan, dalam kasus ini Polda NTB turut membantu penyelidikan.

"Untuk penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh Polda Jatim, untuk Polda NTB mem-back up penyelidikannya," imbuhnya.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Perusakan Sesajen di Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Penjelasan Kepala Desa

BERITA TERKAIT

Senada dengan Artanto, Kepala Desa Tirtanadi, Ruspan, membenarkan bahwa HF berasal dari Dusun Dasan Tereng, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

"Dia memang dibesarkan dan sekolah di Lombok Timur, dari SD, SMP, hingga Aliyah atau SMA," kata Ruspan saat dihubungi melalui telepon oleh Kompas.com.

Kedua orang tua HF, menurut Ruspan, merupakan warga asli Lombok Timur.

Ruspan menambahkan, ketika lulus Aliyah, HF keluar dari Lombok lalu melanjutkan sekolah di Yogyakarta dan sudah lebih dari 10 tahun HF meninggalkan Lombok.

"Paling kalau pulang hanya sehari atau dua hari, setelah itu kembali lagi ke Jawa, sudah tidak menetap di sini," kata dia.

Ruspan berjanji akan memastikan data terkait permohonan pindah alamat dari warganya tersebut beberapa tahun lalu.

"Saya akan cek lagi di data desa apakah yang bersangkutan ini yang mengajukan permohonan pindah alamat atau bukan, saya akan cek dulu," katanya.

Seorang rekan sekampung HF mengaku kaget melihat wajah HF ramai dibicarakan di media sosial hingga televisi.

"Saya lihat di TV, kok teman saya sekampung itu, astaga, saya kenal, tetapi sudah lama sekali tidak tinggal di kampung lagi, pindah ke luar Lombok dia," kata rekan HF, yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya.

Polisi temui keluarganya

Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Polda Jawa Timur terkait video viral HF yang disebut-sebut sebagai warga asal Lombok Timur.

Artanto mengaku, aparat telah menemui keluarga pria tersebut untuk mengecek keberadaan HF saat ini.

"Kami sudah mendatangi pihak keluarga di Labuhan Haji, Lombok Timur, dan menurut keterangan keluarga sejak Aliah, yang bersangkutan melanjutkan pendidikan di Yogya dan melanjutkan S1 di Yogya," katanya di Mapolda NTB, Selasa (11/1/2022).

Artanto mengatakan bahwa yang bersangkutan tidak berada di Lombok.

Kasus penyelidikan dan penyidikan kasus ini, lanjut dia, ditangani oleh Polda Jawa Timur.

Sedangkan Polda NTB hanya mem-back up.

Sebelumnya, sebuah video pria menendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, viral di media sosial.

Dalam video tersebut tampak seorang pria membuang dan menendang sesajen di lokasi tersebut.

“Ini yang membuat murka Allah, jarang sekali disadari bahwa inilah yang mengundang murka Allah hingga menurunkan azabnya,” kata lelaki dalam video tersebut.

Menyusul viralnya video tersebut, Gubernur Jawa Timur KHofifah Indar Parawansa pun angkat bicara.

Dia meminta warga menghargai adat istiadat lokal.

"Jangan mencederai adat istiadat lokal. Jika tidak tahu, lebih baik bertanya dengan cara yang baik," kata Khofifah usai pelantikan kepala BKKBN Perwakilan Jawa Timur di gedung negara Grahadi Surabaya Senin (10/1/2022) malam.

"Mari mengedepankan proses tabayun agar kita semua tidak melakukan hal yang mungkin menyinggung adat tertentu dan suku tertentu," lanjutnya.

Sumber: Kompas.com/Kompas.TV/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas