Makna Fenomena Spirit Doll di Kalangan Artis Menurut Akademisi
Fenomena Spirit Doll atau boneka arwah saat ini ramai diperbincangkan di media sosial.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Suatu Karya Seni
Tidak hanya Ivan Gunawan yang mengadopsi dan merawat Spirit Doll seperti anak sendiri, beberapa artis lain pun melakukan hal sama.
Berkenaan dengan itu, Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM, I Made Christian Wiranata Rediana mengatakan, spirit doll menjadi fenomenal karena hal tersebut bukanlah menjadi suatu hal yang mainstream di masyarakat.
Ia sesungguhnya hanya suatu benda yang dikenal dalam lingkup tertentu dan kemudian tersebar luas keberadaannya.
Spirit Doll merupakan suatu diksi yang diutarakan masyarakat luas mengenai suatu benda yang seakan-akan memiliki jiwa.
Kata 'spirit' dalam benak masyarakat rerata mengasosiasikan sebagai suatu kekuatan supranatural yang bersifat negatif. Padahal, dalam kenyataan 'spirit' tidak melulu bersifat negatif, melainkan juga berbentuk energi positif yang menyebabkan pemiliknya menjadi terhibur, merasa bahagia, dan merasakan energi positif lainnya.
Baca juga: Tren Spirit Doll dari Kacamata Psikologi, Wajarkah Jika Orang Dewasa Memilikinya?
“Menurut hemat saya, Spirit Doll jauh dari kata sekadar permainan, melainkan suatu karya seni yang dapat memancarkan sesuatu, dapat membuat setiap orang tersugesti untuk memilikinya, dan rasa kepercayaan terhadap karya seni tersebut berimbas kepada perlakuannya," ungkap Rediana dikutip dari laman UGM, Rabu (12/1/2021).
Soal tindakan pemilik yang memperlakukan seperti manusia sebagai sikap yang menyimpang atau tidak, menurut Rediana, bisa dikatakan sangat relatif tergantung kepada masyarakat bagaimana memandang hal tersebut secara empiris.
Sejauh spirit doll mengantarkan kepada kebiasaan yang positif, menurutnya, tidak perlu diragukan keberadaannya.
“Penyimpangan justru tampak bila spirit doll disalahgunakan menjadi suatu perlakuan yang mencurigakan, misal menjadikan spirit doll sebagai bahan guna-guna, menakut-nakuti seseorang, dan menjadi media pesugihan," katanya.
Rediana berharap masyarakat seyogianya memahami bahwa setiap orang memiliki kemerdekaan untuk memiliki suatu media penghiburan apapun wujudnya.
Spirit sebaiknya perlu dipahami sebagai suatu pancaran yang tidak selalu negatif, asal tidak disalahgunakan untuk mencelakakan seseorang atau bahkan dirinya sendiri ia menjadi hal yang lumrah.