Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Mulai Cari Sosok Kredibel Pengganti Anies Baswedan di Pilkada Ibu Kota Jakarta Mendatang

Saat ini, PKS sedang menjajaki pengurus partai untuk diusung jadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada 2024.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PKS Mulai Cari Sosok Kredibel Pengganti Anies Baswedan di Pilkada Ibu Kota Jakarta Mendatang
Tangkap layar kanal YouTube Anies Baswedan
Anies Baswedan. PKS sedang menjajaki pengurus partai untuk diusung jadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada 2024. Anies sendiri digadang bakal maju sebagai capres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tahun 2024 memang masih lama penyelenggaraannya.

Namun, sejumlah partai politik (parpol) sudah mulai mengusung beberapa nama untuk bertarung di Pilgub DKI 2024.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) termasuk partai yang bakal ikut persaingan di Pilgub DKI 2024.

Saat ini, PKS sedang menjajaki pengurus partai untuk diusung jadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada 2024.

Nantinya, nama yang berpeluang akan diumumkan oleh Dewan Syuro DPP PKS.

Baca juga: Survei Indikator Soal Capres: Prabowo Subianto Teratas, Disusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan bahwa pihaknya akan menyiapkan kader terbaik untuk Pilkada 2024.

Namun soal Pilkada, belum menjadi fokus PKS untuk saat ini.

Berita Rekomendasi

"PKS masih fokus siapkan untuk Pileg (Pemilihan Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan Presiden) karena itu duluan (awal tahun 2024) dan Pilkada tergantung hasil Pileg,” kata Mardani pada Selasa (11/1/2022).

Anggota DPR RI itu berujar bahwa pihaknya telah mengajak beberapa pihak untuk berdiskusi terkait pencalonan Gubernur DKI.

Menurut Mardani, ada dua hal yang menjadi patokan PKS dalam menjaring calon Gubernur DKI Jakarta.

“Pertama, harus cari yang punya kapasitas dan kedua kredibilitas,” ujar Mardani.

Seperti diketahui, masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berakhir pada 16 Oktober 2022.

Anies sendiri digadang-gadang bakal maju di Pilpres, apalagi di hampir seluruh hasil survei, Anies tak pernah keluar dari tiga besar tokoh yang mempunyai elektabilitas tertinggi.

Dalam sejumlah Survei Capres, Anies bersaing dengan Prabowo dan Ganjar Pranowo.

Sementara untuk mengisi kekosongan jabatan menjelang Pilkada serentak 2024, Kemendagri akan menunjuk aparatur sipil negara (ASN) sebagai Penjabat (Pj) Gubernur.

Meski Pilkada DKI baru dilaksanakan dua tahun lagi, namun bursa calon pengganti sudah mulai memanas, hingga beberapa nama kandidat pun muncul.

Seperti yang diungkapkan Ketua Dewan Penasehat DPD Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik.

Pria yang juga menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menyebut, ada tiga nama kandidat yang punya potensi maju dalam Pilkada DKI 2024, yaitu Ahmad Riza Patria, Airin Rachmi Diany, dan Bahlil Lahadalia.

Kemudian, ada nama Ahmed Zaki Iskandar yang diusung Golkar dan Ahmad Sahroni yang mau didorong NasDem.

Beberapa lama lain, seperti Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming pun mulai mencuat.

Memaklumi

Persiapan parpol dalam menyambut Pilgub DKI 2024 disebut oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebagai sesuatu yang wajar.

"Ya, namanya partai politik memang begitu kerjanya, yaitu melakukan evaluasi, memersiapkan kader, mengurus Pemilu dan mengurusi Pileg. mau Pilkada, itu tugas partai politik biasa saja," kata Ariza, Senin (11/1/2022).

Menurut orang nomor dua di Ibu Kota itu, hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa terjadi mulai dari PDIP sampai dengan PPP.

"Semua partai, mulai dari PDIP sampai dengan PPP. Itu haknya parpol. Tugas parpol kan sudah jelas. Sudah ada visi misinya sudah diatur di UU. Kalau menyiapkan calon-calonnya, silakan," ujar Ariza.

"Apakah itu untuk Pilpres atau untuk Pilkada untuk Pileg silakan, karena memang sudah tinggal dua tahun lagi. Yang penting sekarang, di masa pandemi Covid-19 kita jangan berpolemik soal politik. Sekarang, kita fokus pandemi Covid-19 dan membangkitkan ekonomi," jelas Ariza.

Diketahui sebelumnya, meski Pilkada DKI Jakarta akan digelar dua tahun lagi atau pada 2024, namun mesin politik kontestasi mulai dipanaskan.

Sejumlah partai politik telah menyiapkan sejumlah nama kandidat calon Gubernur DKI Jakarta yang bakal ditinggal Anies Baswedan pada Oktober 2022.

Selama dua tahun jelang Pilkada, kursi bekas Anies akan diisi sementara oleh sosok Penjabat (Pj) Gubernur yang ditunjuk Kemendagri.

Adapun Pj Gubernur ditunjuk dari pegawai negeri sipil (PNS) eselon I-A.

Seperti yang dilakukan Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Partai besutan Surya Paloh itu akan mengusung tiga kadernya yang berpotensi mengisi sebagai bakal calon Gubernur DKI.

Mereka adalah Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni, Ketua Bidang Kesehatan NasDem Okky Asokawati, dan Sekretaris DPW NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino.

Hal itu diamini politisi senior Nasdem, Bestari Barus.

"Kami punya Okky Asokawati, kader perempuan kan kemudian juga punya Wibi Andrino, anak muda yang sekarang menjadi Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, serta Sahroni anggota DPR RI," ujar Bestari Barus berdasarkan keterangannya pada Jumat (7/1/2022).

Menurutnya, jika partai lain baru sekedar berwacana, tidak demikian bagi Nasdem.

Dia sangat yakin Nasdem akan lebih cepat dari partai politik lainnya dalam memutuskan dan mengumumkan calon pemimpin Ibu Kota ke depan.

"Biasanya Nasdem akan paling cepat. Kalau yang (lain) baru berwacana, Nasdem nantinya saya meyakini akan lebih cepat daripada yang lainnya mendorong nama bakal calon Gubernur," ujar Bestari.

Hingga kini, Nasdem masih melakukan seleksi terhadap calon yang memenuhi kriteria -kriteria untuk menjadi seorang bakal calon Gubernur DKI Jakarta.

Selain memiliki jiwa pemimpin, kader NasDem tersebut diharapkan cerdas agar jika terpilih nanti setiap kebijakannya dirasakan oleh banyak masyarakat Jakarta.

"Harapan kami agar calon yang diusung dapat bekerja lebih baik dalam menjalani tugasnya, dan meneruskan pembangunan di DKI Jakarta yang sudah sedemikian baik dilakukan oleh Anies Baswedan dan gubernur terdahulunya, untuk mencapai kepuasan masyarakat," jelasnya.

PDIP Ungkap Kader Potensial

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, ada beberapa nama kader partai yang memiliki pengalaman memimpin daerah.

Mulai dari Tri Rismaharini mantan Wali Kota Surabaya dua periode; Abdullah Azwar Anas mantan Bupati Banyuwangi dua periode; Gibran Rakabuming Raka Wali Kota Surakarta hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mantan Gubernur DKI Jakarta.

“Melihat track record (rekam jejak), pengalaman Bu Risma akan menjadi catatan bagi partai. Keberhasilan Bu Risma untuk membangun Surabaya saya kira akan menjadi referensi tersendiri bagi Bu Risma,” kata Gembong pada Selasa (11/1/2022).

Sementara untuk Gibran, kata Gembong, masih memimpin Kota Surakata sejak Februari 2021 lalu. Pengalaman Gibran tentunya akan menjadi catatan bagi partai dalam mempertimbangkan kualifikasi dari kader-kader yang akan maju dalan Pilkada DKI 2024 nanti.

Kemudian untuk Abdullah Azwar Anas dinilai berhasil membangun dan menata Kabupaten Banyuwangi selama 10 tahun. Termasuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memiliki pengalaman memimpin Ibu Kota, melanjutkan Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden RI.

“Kader-kader PDI Perjuangan kan banyak yang sudah melalui tahapan (menjadi) kepala daerah, yang banyak itu akan kami carikan yang terbaik dan yang cocok untuk maju (Pilkada DKI),” ujar Gembong yang juga menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta ini.

Meski DPD akan memberikan catatan kritis kepada DPP ihwal calon Gubernur DKI 2024, namun Gembong menganggap DPP memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan kadernya. Bahkan DPP juga akan mengevaluasi keberhasilan para kader selama memimpin daerah di tingkat kabupaten, kota dan provinsi.

“DPP pasti melakukan evaluasi terhadap keberhasilan mereka, kemudian apakah mereka coco untuk ditempatkan di Jakarta karena pertarungan di Jakarta beda dengan daerah lain,” katanya.

“Jakarta punya kekhususan, karena itu partai akan melakukan seleksi yang lebih ketat dari daerah lain, supaya yang kami dorong nanti mampu mengentaskan persoalan Jakarta dan mampu mendapatkan dukungan dari warga Ibu Kota,” tambahnya.

Hingga kini, kata Gembong, PDI Perjuangan tengah memanfaatkan waktu selama dua tahun jelang Pilkada ini untuk mencermati persoalan inti Jakarta.

Mulai dari bencana banjir, penyediaan air bersih, penataan hunian kumuh dan sebagainya.

“Inventarisasi persoalan itu menjadi penting, sehingga siapapun yang nanti akan diusulkan PDI Perjuangan bisa mengatasi itu, bisa membangun skala prioritas membangun mana yang diprioritaskan untuk eksekusi,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas