Apa itu Seruak Dingin? BMKG Prediksi Ada Peningkatan Curah Hujan Seminggu ke Depan
Apa itu Seruak Dingin (Cold Surge)? BMKG prediksi ada potensi peningkatan curah hujan akibat Seruak Udara Dingin dalam periode satu minggu ke depan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia.
BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode satu minggu ke depan.
Adanya peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti 'Cold Surge' atau 'Seruak Massa Udara Dingin' dari Asia menuju wilayah Republik Indonesia(RI) memicu cuaca ekstrem.
Menurut pengamatan BMKG, fenomena gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial di beberapa wilayah disertai pola tekanan rendah dapat memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin.
Fenomena tersebut diperkuat dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal.
"Kondisi tersebut secara signifikan dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan ke depan," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, M.Si dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews, Minggu (16/1).
Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dll.
Baca juga: Wilayah Banten Sering Gempa, BMKG: Semoga Bukan Tanda-tanda Megathrust
Apa itu Seruak Dingin (Cold Surge)?
Menurut Research Gate, Seruak Dingin (Cold Surge) adalah gelombang dingin yang menjadi ciri kuat monsun musim dingin di Asia Timur, yang ditandai dengan datangnya udara dingin dari garis lintang tinggi ke arah khatulistiwa.
Selain sangat mempengaruhi variabilitas cuaca di Timur Jauh, gelombang dingin juga penting bagi negara-negara Asia Tenggara, karena dapat menyebar jauh ke daerah tropis.
Menurut Eumetrain, respons tiap negara tropis sangat bergantung pada jalur hilir gelombang.
Gelombang dingin dapat mencapai garis lintang khatulistiwa di mana ia bermanifestasi sebagai angin utara atau timur laut yang cukup kuat.
Tidak ada tanda suhu yang sesuai untuk memastika fenomena ini, karena pengaruh air laut yang hangat terhadap gelombang.
Hal ini tergantung pada karakteristik termodinamika dari lingkungan pra-serangan.