Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tokoh-tokoh yang Kritik Pemindahan IKN: Anies Baswedan hingga Rizal Ramli

Sejumlah tokoh diketahui mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Siapa saja?

Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tokoh-tokoh yang Kritik Pemindahan IKN: Anies Baswedan hingga Rizal Ramli
Kolase Tribunnews/Yanuar Riezqi Yovanda/Fransiskus Adhiyuda
Berikut sejumlah tokoh yang mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara, ada Anies Baswedan, Faisal Basri hingga Rizal Ramli. 

Kawasan Megapolitan ini memiliki wilayah penyangga yakni Bekasi, Tangerang, dan Depok.

"Jakarta adalah Kota Megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. Tapi megapolitan ini terdiri dari Jakarta, Bekasi Raya, Tangerang Raya dan Depok ini sebagai satu kesatuan."

"Jadi secara administrasi kita adalah variasi tapi secara peran, Jakarta kota megapolitan terbesar di selatan dunia," ujarnya.

2. Ekonom Senior Faisal Basri

Ekonom Faisal Basri juga mengkritik pemindahan IKN dalam waktu dekat.

Menurutnya, pemindahan IKN dinilai kurang elok untuk dijalankan saat ini, terutama karena kondisi ekonomi Indonesia yang masih dalam proses pemulihan.

Ia menilai bahwa lebih baik untuk selesaikan dahulu keadaan darurat Covid-19.

Berita Rekomendasi

"IKN jangan diutak-atik, selesaikan dulu keadaan darurat, ini yang terpenting," ujarnya dalam diskusi 'Pengesahan RUU IKN Untuk Siapa', Jumat (21/1/2022), dikutip dari Kontan.id.

Hal tersebut menurutnya karena ada 134 juta atau 52,8% rakyat Indonesia yang masih tidak aman atau insecure, mereka miskin absolut, nyaris miskin, dan rentan miskin.

Faisal Basri ditemui di FGD
Faisal Basri ditemui di FGD "Penyelesaian Kasus Jiwasraya Terhadap Kinerja Sektor Keuangan dan Kepercayaan Investor" di Jakarta, Kamis (12/3/2020). (Yanuar Riezqi Yovanda)

Tingkat pengangguran saat ini meningkat, yang diiringi dengan menurunnya kualitas pekerja.

"Orang miskin meningkat karena Covid-19, pengangguran meningkat diiringi dengan menurunnya kualitas pekerja. Jadi yang berkurang adalah pekerja tetap, buruh," ujarnya.

"Yang meningkat adalah pekerja keluarga, pekerja sendiri, dan sebagainya, ini harus kita pulihkan," imbuhnya.

Ada juga masalah learning loss yang karena tidak pernah bertemu dengan gurunya dan tidak punya kemewahan untuk menggunakan zoom, orang yang mengalami gangguan kejiwaan karena Covid-19, dan persoalan mengenai climate change.

"Artinya pembangunan ini untuk pembangunan rakyat dulu, sehingga ibu kota urusan yang bisa ditunda, setidaknya 5 tahun," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas