Respon Mendag saat Dicecar dan Dituding Pencitraan oleh DPR Soal Kebijakan Harga Minyak Goreng
Mendag memberi penjelasan terkait kebijaknnya yang dianggap pencitraan oleh DPR dan perbandingan harga minyak di Malysia yang dianggap lebih murah
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Ia pun tidak terima jika disebut melakukan pencitraan ketika menerapkan kebijakan dalam menstabilkan harga minyak goreng.
"Saya mohon bukan kita mau popularitas, apalagi pencitraan. Kalau di tempat saya (Kemendag). Saya sudah bilang dari hari pertama, harga naik, saya salah, harga turun saya salah. Tidak ada pencitraan," kata Lutfi.
Menurutnya, dalam membuat kebijakan diperlukan langkah seadil mungkin bagi semua pihak, baik untuk konsumen maupun produsen atau para petani.
"Supaya rakyat Indonesia bisa dapet nilai tambah lebih tinggi dari apa yang mereka tanam, dan mereka jual, dan mudah-mudahan apa yang mereka beli jadi harga baik," tuturnya.
"Jadi tidak ada masalah pencitraan dan saya tidak ingin mau jadi apa-apa, saya jadi Menteri Perdagangan saja sudah pusing. Dan ini, tobatlah kita mau beresin masalah ini sama-sama," sambung Lutfi.
Baca juga: Terungkap Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng Rp 14 Ribu di Minimarket
Baca juga: Mendag: Saya Minta Tolong Bapak dan Ibu Tak Usah Berbondong Beli Minyak Goreng
Dikesempatan tersebut, Mufti juga meminta konfirmasi Mendag soal harga minyak goreng di Malaysia yang lebih murah dibanding di Indonesia.
"Yang terakhir Pak Menteri, saya tertarik waktu itu lihat di media bahwa di Malaysia harga minyak goreng Rp8.400, itu betul enggak Pak Menteri?," tanya Mufti.
Merespons pertanyaan anggota DPR, Lutfi menjelaskan bahwa sejak 2016, Malaysia menerapkan kebijakan untuk mensubsidi harga minyak untuk rakyatnya.
"Jadi mereka mensubsidi 60 ribu kilogram atau 60 ton untuk jadi 60 juta liter sebulannya, untuk diberikan langsung dengan harga 2,5 ringgit itu subsidi. Jadi mereka kasih subsidi, pemerintahnya memberikan subsidi," jelas Lutfi.
Lutfi mengungkapkan, harga minyak goreng di Malaysia itu setara 6,7 ringgit per liter atau kira kira 20 ribu per liternya.
"Sedangkan untuk harga minyak goreng di Malaysia itu per liternya setara dengan 6,7 ringgit atau kira kira 20 ribu per liternya, 22 ribu per kilogramnya, 20 ribu per liternya. Artinya lebih mahal sebenarnya dari minyak Indonesia," ucapnya.
"Kenapa? karena sederhana Malaysia itu sekarang kalau harga internasional 1.340 itu mereka ada pajak ekspornya 100 dolar," tambah Lutfi
Dia menyebut harga tersebut sebenarnya lebih mahal dibanding harga minyak goreng di Indonesia.
(Tribunnews.com/MilaniResti) (Tribunews.com/Muhammad Zulfikar)