Respon Mendag saat Dicecar dan Dituding Pencitraan oleh DPR Soal Kebijakan Harga Minyak Goreng
Mendag memberi penjelasan terkait kebijaknnya yang dianggap pencitraan oleh DPR dan perbandingan harga minyak di Malysia yang dianggap lebih murah
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dituding melakukan pencitraan terkait kebijakan minyak goreng satu harga.
Tudingan tersebut didapat Muhammad Lutfi saat meggelar rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022).
Rapat kerja ini mengagendakan pembahasan stabilisasi harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya.
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyinggung Lutfi terkait Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng.
Mufti meminta Mendag Lutfi tidak melakukan pencitraan dalam menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter.
Hal tersebut disampaikan, karena minyak goreng harga Rp 14 ribu per liter saat ini langka dan tidak berlaku secara merata.
"Jadi pak Menteri harapan kami, kebijakan ini jangan hanya pencitraan semata, karena ini sungguh apa yang saya capture ke pak menteri itu tangisan rakyat kami, harapan kami pak menteri bisa mendengar itu," kata Mufti dalam rapat yang disiarkan di YouTube DPR RI , Senin (31/1/2022).
Baca juga: Polri Pastikan Minyak Goreng Kemasan dan Curah Satu Harga Berlaku Sejak 1 Febuari 2022
Baca juga: Hari Ini, Harga Minyak Goreng Akan Kembali Turun, Simak Rinciannya Untuk Curah dan Kemasan
Menurutnya, kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter yang dijalankan Kementerian Perdagangan tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat di lapangan, sehingga menimbulkan lenyapnya minyak goreng di ritel modern.
"Kebijakan yang diambil pak menteri menurut kami Fraksi PDIP masih gagal total pak menteri," paparnya.
Lenyapnya minyak goreng di ritel modern telah dibuktikan dengan pengecekan di lapangan oleh staf ahlinya di daerah pemilihannya (Dapil) yaitu Pasuruan, Jawa Timur.
"Tadi pagi sebelum rapat, saya cek lagi, saya minta tenaga ahli saya mengecek di pasar besar saja harga minyak goreng Rp 18 ribu, di pusat grosir di dapil kami. Coba cek di ritel modern, ternyata tidak ada. Ditanya kapan terakhir, ada seminggu lalu harganya Rp14 ribu tapi harus belanja Rp50 ribu baru bisa menebus Rp 14 ribu," tutur mufti.
Mufti juga mengusulkan agar harga minyak bisa diturunkan lagi menjadi Rp9.000 per liter untuk rakyat miskin.
"Kalau gitu kita usulkan sekarang kan 14 ribu semua orang bisa beli, rakyat miskin orang kaya, maka harapan kami ke depan Pak Menteri kami usulkan bagaimana bisa harga, kita enggak minta harga Rp8.400, tapi Rp9.000 deh untuk rakyat yang benar-benar membutukan Pak Menteri misalnya seperti model distribusi pupuk karena rakyat kita di bawah itu benar-benar butuh Pak Menteri," ujarnya.
Merespon hal itu, Mendag Luthfi mengaku dirinya tidak melakukan pencitraan dalam menerapkan kebijakannnya.