50 Siswa Sekolah di NTB, NTT, dan Papua Dapat Beasiswa Nusantaraku
50 siswa kurang mampu tingkat SD, SMP, hingga SMA di kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua mendapat beasiswa
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Johnson Simanjuntak
Perempuan yang hobi membaca dan berolahraga ini aktif mengikuti beberapa lomba di tingkat kabupaten.
Meta mengaku bahwa beasiswa ini memotivasi dirinya untuk semakin giat belajar dalam menggapai cita-citanya sebagai dokter.
"Saya bangga dapat terpilih sebagai salah satu penerima Beasiswa NusantaraKu. Hal ini mendorong saya berani bermimpi untuk mewujudkan cita-cita sebagai dokter dan membawa kebanggaan bagi keluarga saya, sekaligus 2 turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Pujut, Lombok Tengah,” kata Meta.
Di sepanjang program, Meta bersama para penerima beasiswa lainnya akan dievaluasi langsung oleh Runcing Foundation dan mitra-mitra lokal melalui kunjungan sekolah serta pemantauan kegiatan, baik di dalam maupun luar kelas.
Sebelumnya, Runcing Foundation juga telah sukses menyelenggarakan beragam project dengan menggandeng sejumlah mitra.
Pada tahun 2021 lalu, Runcing Foundation berhasil menyelesaikan pembangunan ruang kelas MA Al-Kadriniyah di Pulau Pantar, NTT guna mengatasi kendala aksesibilitas menuju bangunan sekolah.
Runcing Foundation juga telah mendirikan pusat pembelajaran lintas desa melalui COVID-19 Relief Study Program dengan menyediakan smartphone, paket data, bahan ajar, perlengkapan sekolah, serta masker dan pelindung wajah bagi dua puluh desa dan kecamatan di NTB.
Selain menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, Runcing Foundation juga menggelar pelatihan kepada volunteer dari koalisi mahasiswa internasional yang akan mengajar di SD Fatkalaman yang terletak di daerah terpencil Pulau Seram, Maluku.
”Project-project ini menjadi bukti komitmen kami untuk berkontribusi mendorong pemerataan pendidikan di Indonesia.Harapannya, Runcing Foundation dapat terus memperluas penerima manfaat, khususnya bagi murid-murid dan tenaga-tenaga pengajar di Indonesia Tengah dan Timur lainnya,” kata Carlos.