Soal Indikasi Rem Blong Pada Kecelakaan Bus di Imogiri, Ini Kata Pakar UGM
Bus Pariwisata GA Trans mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, dalam kasus kecelakaan ini terdapat indikasi adanya rem blong.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
Hal ini membuat minyak rem harus memiliki kompresibilitas rendah dan selalu stabil pada temperatur dan tekanan yang bervariasi.
Pada faktor pertama ini, bisa saja minyak rem yang digunakan salah tipe sehingga menyebabkan kebocoran pada hose atau seal.
Maintenance kendaraan juga dinilai kurang bagus.
Baca juga: Daftar 13 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri Bantul
Baca juga: Fakta-fakta Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri Bantul, 13 Orang Meninggal Dunia
Faktor kedua, kata dia, adalah hilangnya friksi di kampas rem akibat overheat atau terlalu panas.
Penyebab kampas rem menjadi terlalu panas tidak lain karena terlalu sering digunakan.
Misalnya, saat kondisi macet berjam-jam saat tanjakan atau turunan, pengemudi cenderung menggunakan rem kaki daripada rem tangan.
Situasi diam atau berhenti-jalan membuat kerja rem semakin berat, apalagi bila ditambah beban angkut yang besar.
“Peningkatan suhu itu menyebabkan hilangnya friksi atau gesekan. Sehingga, rem bisa blong,” paparnya.
Jayan juga memberikan penjelasan terkait maintenance bagi kendaraan-kendaraan besar.
Jayan menjelaskan, pengemudi atau orang yang mengurus kendaraan tersebut harus menggunakan minyak rem sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
“Maintenance secara berkala, bagian-bagiannya diganti secara rutin. Sesuaikan beban maksimal dengan rekomendasi pabrikan,” terangnya.
Selanjutnya, apabila sopir harus mengerem secara kontinyu, maka sopir harus mengerem dengan menggunakan engine brake.
“Mengemudi pelan-pelan saja, terutama saat beban berat,” kata Jayan.
Dijelaskannya, engine brake merupakan merupakan teknik memperlambat kecepatan mobil dengan cara mengandalkan putaran mesin ketika transmisi diturunkan ke gigi yang lebih rendah.