7 Provinsi di Jawa-Bali Sumbang Kasus Nasional Covid-19, Kenaikan Kasus di DKI Jakarta Tertinggi
7 Provinsi di Jawa Bali sumbang kasus nasional Covid-19, kenaikan kasus di DKI Jakarta tertinggi. Pemerintah imbau tingkat mobilitas perlu dikurangi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kasus nasional Covid-19 Omicron masih banyak disumbangkan oleh Provinsi di Jawa dan Bali.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, melaporkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Wiku mengatakan ada dua strategi kunci dalam pengendalian kasus yang masih terpusat di Jawa-Bali.
Pertama adalah pengendalian kasus di daerah yang tergolong tinggi untuk penularan Covid-19.
Ada tujuh daerah dengan kasus penularan tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Dalam hal ini, daerah dengan kondisi kasus yang tinggi harus segera melakukan langkah pengendalian, termasuk dengan melakukan pembatasan aktivitas masyarakat yang sudah tertuang dalam Inmendagri nomor 9 tahun 2022," kata Wiku, dalam konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (10/2/2022) sore.
"Kedua, adalah pengendalian mobilitas agar kasus di daerah red spot tidak meluas, terutama di wilayah aglomerasi seperti DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat," lanjutnya.
Baca juga: Hadapi Lonjakan Covid-19, Kapolri Listyo Minta Masyarakat Waspada dan Tak Perlu Panik
Wiku kembali mengingatkan untuk mencegah orang-orang dari daerah tersebut bermobilisasi ke luar daerah aglomerasi.
Ia juga menyebut, testing merupakan alat penentu mobilitas yang aman, karena dapat mengenali orang yang positif.
Pengawasan terhadap status positif pengendara sangat penting untuk skrining awal.
Data Kenaikan Kasus di Jawa-Bali
Data menunjukkan Provinsi di Jawa-Bali berkontribusi besar dalam menyumbang kenaikan angka positif Covid-19 untuk kasus nasional.
Kasus mingguan per 6 Februari 2022 masih disumbangkan oleh provinsi di Jawa-Bali.
DKI Jakarta menyumbangkan 42 persen kasus nasional, yang naik 138 kali lipat dalam enam minggu.
Jawa Barat menyumbangkan 23,5 persen kasus, dengan kenaikan kasus yang lebih cepat yaitu 336 kali lipat dalam enam minggu berturut-turut.
Daerah ketiga yaitu Banten dengan total 14,31 persen kasus nasional dan kenaikan kasus tercepat, 620 kali lipat dalam enam minggu terakhir.
Untuk daerah keempat yaitu Jawa Timur dengan jumlah lima persen kasus nasional, naik 83 kali lipat dalam enam minggu.
Bali juga menyumbangkan lima persen kasus nasional, dengan kenaikan kasus 392 kali lipat dalam enam minggu.
Jawa Tengah menyumbangkan tiga persen untuk kasus nasional dan angkat kenaikan kasus 67 kali lipat dalam enam minggu.
Daerah terakhir yaitu DIY dengan jumlah satu persen kasus nasional dan naik 51 persen dalam kurun waktu yang sama.
"Kenaikan yang signifikan pada daerah-daerah tersebut terutama daerah yang kasusnya meningkat cepat seperti Banten, Bali dan Jawa Barat menunjukkan pentingnya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat dalam PPKM level 3," kata Wiku.
Wiku menegaskan usaha memperlambat kasus saja tidak cukup.
Ia mengimbau kepada Pemerintah Daerah untuk mengusahakan agar tidak ada lagi penambahan kasus dalam dua minggu kedepan atau kenaikan kasusnya sama dengan nol.
"Dalam hal ini, kunci utama keberhasilan adalah penerapan disiplin protokol kesehatan dengan maksimal," kata Wiku.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Omicron Terjadi 2-3 Minggu ke Depan
Kluster Penyumbang Kasus Covid-19
Laju penularan di wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Wiku menyebutkan peringkat pertama untuk penularan tertinggi adalah Jakarta Pusat.
Kemudian, disusul Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Jakarta Barat.
Wiku mengatakan kluster penularan terjadi di perkantoran swasta dan pemerintahan.
Masyarakat yang melakukan mobilitas rutin juga dapat menjadi kluster keluarga.
Karena hal tersebut, Wiku mengimbau kepada masyarakat untuk menekan kasus di kator dan keluarga.
Baca juga: Polisi Selandia Baru Tangkap 120 Demonstran Anti Vaksin Covid-19
Orang Tanpa Gejala juga Berpotensi Menularkan Virus
Untuk vaksinasi, Indonesia sudah melebihi standar WHO, yaitu sudah mencapai 7:1000 dari 1:1000.
Meski demikian, masih ada 22 provinsi yang rasio vaksinasinya masih di bawah rasio nasional.
Ada dua provinsi berkategori rasio vaksinasi rendah, yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang masih berada di bawah angka nasional.
Wiku meminta Pemerintah Daerah untuk menggencarkan vaksinasi.
Seseorang yang tidak bergejala dan tidak diisolasi tetap mampu menularkan virus Covid-19.
Pasalnya, tidak semua kasus di lapangan dapat terskrining seratus persen.
Menurut fakta studi terkini dan kesepakatan ahli, jumlah orang tanpa gejala leih sedikit daripada orang bergejala.
Kemampuan orang bergejala menulari orang lain lebih besar daripada orang tanpa gejala.
Gejala Covid-19 seperti batuk dan bersin berpotensi memperbesar peluang penularan.
Namun, orang tanpa gejala juga dapat menularkan virus.
Orang tanpa gejala cenderung menularkan ke lebih banyak orang karena kecenderungan utnuk tidak hati-hati dan mengisolasi diri.
Untuk itu, Wiku menyarankan agar mempercepat vaksinasi, terutama bagi usia rentan dan vaksinasi dosis lengkap.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Omicron