PSI Kritik Pembelian Jet Tempur untuk TNI AU: Musuh Kita Virus, yang Dibutuhkan Obat dan Vaksin
“Pak Prabowo Subianto, apakah layak kita jor-joran belanja pesawat tempur sekarang? Musuh kita sekarang virus."
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempertanyakan kebijakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, khususnya terkait pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dan F-15 untuk TNI AU.
“Pak Prabowo Subianto, apakah layak kita jor-joran belanja pesawat tempur sekarang? Musuh kita sekarang virus, senjata yang dibutuhkan obat dan vaksin” kata Juru Bicara DPP PSI Rian Ernest, dalam keterangan tertulis, Jumat (11/2/2022).
Lebih jauh, Prabowo harus transparan ke publik terkait dalam pembelian Alutsista.
“Sikap terbuka itu bisa dimulai dengan merilis rencana strategi pembelian Alutsista. Apa saja yang mau dibeli, apa dasar kebijakannya, dan seterusnya,” ucap Rian.
Baca juga: Pengamat Ungkap Dampak Buruk Jika Pembelian Jet Tempur Rafale Tidak Terealisasi
Intinya, kata Rian, Prabowo harus bijak melihat prioritas belanja mengingat kondisi pandemi yang masih menjadi ancaman saat ini dan perekonomian bangsa yang belum pulih.
“Jangan sampai ada pertanyaan di publik, apakah pengadaan Alutsista ratusan triliun menjelang Pemilu 2024 ini berkaitan dengan hajatan Pilpres. Data dari Harian Kompas pagi ini, akan ada sampai 1.750 T yang bisa saja dihabiskan sampai 2024. Peremajaan alutsista jelas penting. Tolong pastikan anggarannya transparan dan ada skala prioritas," paparnya.
"Kita tidak ingin ada tragedi kapal selam Nanggala terulang. Pesawat Hercules jatuh lagi. Tapi anggarannya harus terukur dan sesuai prioritas penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi," tutup Rian.
Diketahui, Kemhan RI resmi menandatangani kesepakatan pembelian 42 unit pesawat tempur Dassault Rafale dengan perusahaan penerbangan Perancis, Dassault Aviation.
Nilainya mencapai 8,1 miliar dollar atau sekitar Rp 116 triliun.
Kesepakatan ini resmi Kamis 10 Februari 2022 disaksikan langsung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Pada hari yang sama, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui rencana penjualan 36 jet tempur F-15 ke RI. Nilainya mencapai US$ 14 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.
Urgensi modernisasi alutsista TNI
Koordinator Laboratorium Indonesia 2045 atau Lab 45 Andi Widjajanto berpendapat rencana pembelian 42 unit pesawat tempur Dassault Rafale, kapal selam kelas Scorpene dari Perancis merupakan bagian dari Rencana Strategis (Renstra) Kekuatan Pertahanan 2024.
Renstra tersebut, kata dia, telah dirancang sejak 2006 untuk melengkapi skuadron tempur Angkatan Udara menjadi 10 sampai 12 skuadron dan kapal selam Angkatan Laut menjadi 12 kapal selam.
Ketika ditanya apakah rencana pembelian alutsista tersebut terkait situasi di Laut Cina Selatan atau perkembangan lingkungan strategis di kawasan Indo Pasifik, Andi mengatakan Renstra 2024 menggunakan pendekatan kapabilitas.
Baca juga: Harga dan Spesifikasi Jet Tempur Dassault Rafale yang akan Dibeli Indonesia
Artinya, kata dia, pendekatan yang digunakan ditujukan untuk melakukan modernisasi pertahanan, apa pun dinamika ancamannya.
Andi juga mengungkapkan konsekuensi yang akan dialami Indonesia apabila rencana tersebut tidak terealisasi.
Menurutnya, jika rencana tersebut tidak teralisasi maka Indonesia tidak punya pertahanan yang memadai untuk melindungi empat skenario titik panas yang harus diantisipasi TNI.
"Jika tidak terealisasi, Indonesia tidak memiliki gelar pertahanan yang memadai untuk melindungi empat skenario titik panas yang harus diantisipasi TNI. Selat Malaka, Natuna Utara, Ambalat, Saumlaki-Arafuru," kata Andi ketika dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (11/2/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.