Masuki Bulan Rajab, Erick Thohir Ziarah Kubur ke Makam Sang Ayah
Di bulan Rajab tahun ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan waktu untuk melepas rindu dengan sosok almarhum ayahnya, H. Muhamad Teddy Thohir
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di bulan Rajab tahun ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan waktu untuk melepas rindu dengan sosok almarhum ayahnya, H. Muhamad Teddy Thohir
Bulan Rajab diyakini Erick sebagai satu di antara bulan yang sakral dan penuh keberkahan, yang dimuliakan Allah SWT, sehingga saat memasuki bulan rajab umat Islam akan bersuka cita menyambutnya.
Kerinduan tersebut kemudian ditunaikan dengan berziarah ke makam ayahnya di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat (Jabar).
Erick mengungkapkan kerinduan kepada sosok yang menjadi panutan dan penyemangat bagi dirinya.
“Walau sudah tak berada di tengah keluarga kami, semangat, nasihat dan sosoknya selalu menjadi panutan bagi kami,” kata Erick Thohir dalam keterangan yang diterima, Sabtu (12/2/2022).
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan pada 2 April 2022
Orang nomor satu di Kementerian BUMN itu pun berdoa, semoga ayahnya ditempat di sisi Allah SWT, dan berada di tengah-tengah orang beriman.
“Semoga Allah SWT menempatkan alm ditempat terbaik di sisinya. I miss you dad #alfatihah,” kata dia.
Sebagai informasi, Erick sangat mengidolakan sang ayah H. Muhamad Teddy Thohir yang lahir sebagai anak desa di Gunung Sugih, Lampung Tengah.
Saat masih belia, Teddy Thohir terpaksa merantau dan berusaha survive sembari mengenyam pendidikan SMA dan melanjutkan ke bangku kuliah.
Baca juga: Gus Miftah Nilai Kisah Ayah Erick Thohir Inspiratif
Namun, Erick mengatakan melalui kerja keras, sang ayah berhasil lulus perguruan tinggi dan bekerja di perusahaan-perusahaan besar, hingga akhirnya menjadi pengusaha sukses.
"Pasti semua orang punya figur idola. Kadang figur idola itu adalah orang tua kita. Demikian juga saya. Bayangkan Pak Mochamad Thohir itu merantau dari umur 10 tahun. Lahirnya di Gunung Sugih, Lampung. Tidak ada SMP, jadi dia memberanikan diri," kata Erick.
"Enggak terbayang anak umur 10 tahun di zaman Jepang. Alhamdulillah sampai ke Bandar Lampung, dengan segala cara survive, lalu ke Jawa untuk masuk SMA dan kuliah. Akhirnya masuk ke grupnya Eveready, lalu ke Astra," lanjutnya.