Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asal Usul Hari Valentine: Festival Pagan 14 Februari dan Berbagai Versi Cerita Santo Valentine

Asal usul Hari Valentine: Festival Pagan 14 Februari dan berbagai versi cerita tentang Santo Valentine. Google Doodle turut merayakan Hari Valentine.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Asal Usul Hari Valentine: Festival Pagan 14 Februari dan Berbagai Versi Cerita Santo Valentine
google
Google Doodle - Game Mini Valentine. Simak asal usul Hari Valentine. 

Transisi Tradisi Pagan menjadi Hari Valentine

Wanita Romawi Kono
Wanita Romawi Kono (Google)

Lupercalia (Santo dari Kelompok Pagan) selamat dari kebangkitan awal Kekristenan, namun ia dilarang karena dianggap “tidak Kristen”.

Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius mendeklarasikan 14 Februari sebagai Hari Valentine.

Paus Gelasius menghilangkan ritual pagan Lupercalia dan menggabungkannya dengan Hari St. Valentine.

Setelah ritual pagan hilang, perayaan Hari St. Valentine tumbuh lebih romantis.

Festival tersebut menjadi perayaan tentang cinta.

Penyair populer seperti Geoffrey Chaucer dan William Shakespeare juga mulai mempopulerkan Hari Valentine dengan menulis hal-hal manis tentang cinta.

BERITA TERKAIT

Biasanya, orang-orang akan menukarkan kartu dan coklat sebagai tanda cinta dan penghargaan.

Tradisi ini masuk ke abad ke-19 dan revolusi industri memungkinkan untuk menghasilkan sejumlah kartu untuk acara tersebut.

Sejak itu, Hari Valentine dirayakan dengan penuh kasih sayang dengan bertukar kartu, hadiah, dan bunga untuk mengungkapkan cinta kepada orang yang dicintai.

Penyair Inggris, Geoffrey Chaucer, adalah orang pertama yang mencatat Hari St. Valentine sebagai hari perayaan romantis dalam puisinya tahun 1375 “Parliament of Foules."

Ucapan Valentine sangat populer sejak Abad Pertengahan, meskipun tulisan Valentine baru muncul setelah tahun 1400.

Valentine tertua yang masih ada hingga saat ini adalah puisi yang ditulis pada tahun 1415 oleh Charles, Duke of Orleans, kepada istrinya saat dia dipenjarakan di Menara London setelah penangkapannya di Pertempuran Agincourt.

Ucapan itu sekarang menjadi bagian dari koleksi manuskrip British Library di London, Inggris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas