Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ragam Kontroversi Firli Bahuri: Dugaan Gratifikasi hingga Beri Penghargaan Istri yang Buat Hymne KPK

Berikut ragam kontroversi Firli Bahuri dari dugaan gratifikasi hingga memberi penghargaan ke istri karena membuat mars dan hymne KPK.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ragam Kontroversi Firli Bahuri: Dugaan Gratifikasi hingga Beri Penghargaan Istri yang Buat Hymne KPK
Twitter @KPK_RI
Berikut ragam kontroversi Firli Bahuri dari dugaan gratifikasi hingga memberi penghargaan ke istri karena membuat mars dan hymne KPK. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri memberikan penghargaan kepada istrinya, Ardina Safitri karena membuat lagu mars dan hymne KPK.

Hal ini pun menimbulkan kritik dari Ketua IM57+ Institute, Mochamad Praswad Nugraha.

Dikutip dari Tribunnews, Praswad menyatakan, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Firli karena menurutnya KPK bukanlah perusahaan keluarga.

"Terus terang saya kehabisan kata-kata atas tindakan ketua KPK memilih lagu ciptaan istrinya menjadi hymne KPK," kata Praswad pada Kamis (17/2/2022).

Selain itu, menurut mantan penyidik KPK ini, pemberantasan korupsi tidak memerlukan hymne.

Baca juga: Ini Isi Lirik Mars dan Hymne KPK Ciptaan Istri Firli Bahuri: Baru Dirilis Langsung Menuai Kritik

Praswad juga menyoroti adanya dugaan konflik kepentingan di balik pemilihan lagu tersebut terkait pemberian hak cipta.

"KPK bukan perusahaan keluarga dan pemberantasan korupsi perlu hymne, sangat ironis."

BERITA REKOMENDASI

"Andai kita mau mendengar sedikit jernih menggunakan hati nurani, tidak perlu sulit-sulit menciptakan lagu," ujarnya.

Ia juga menilai hymne pemberantasan korupsi bukan pada lagu, tetapi dari masalah yang dihadapi masyarakat.

"Karena hymne pemberantasan korupsi yang sejati ada di dalam jerit tangis derita rakyat korban bansos yang sampai saat ini tidak dituntaskan oleh KPK."

"Ditambah tangis ribuan mahasiswa yang menjadi korban aksi reformasi Dikorupsi 2019, tangisan warga Desa Wadas, tangisan para korban PHK akibat krisis pandemi yang tidak bisa mencairkan JHT-nya sampai dengan umur 56 tahun nanti."

"Sudah lebih dari cukup untuk menyuarakan nyanyian penderitaan rakyat," ucap Praswad.


Selain hal ini, Firli juga memiliki deretan kontroversi yang menjadi sorotan publik.

Berikut ulasannya sebagaimana Tribunnews rangkum dari beberapa sumbe:

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas