Kemendagri Lakukan Pemetaan Data Covid-19 Hingga Tingkat Kelurahan
Makin melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia disikapi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Perlindungan Masyarakat.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makin melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia disikapi serius oleh Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Mereka menggelar rapat koordinasi pemetaan data dan asistensi peningkatan peran satgas Linmas dan anggota Satlinmas dalam penanganan Covid-19 di kelurahan.
Acara ini dilaksanakan secara hybrid di Hotel Millennium, Jakarta Pusat, Selasa (15/2/2022).
Rapat ini dihadiri pejabat Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat serta peserta dari dearth yang terdiri dari Kasatpol PP/KaBid Linmas dari 34 Provinsi di Indonesia.
Direktur Pol PP dan Linmas Dr. Bernhard E Rondonuwu menyampaikan bahwa data agregat yang dimiliki oleh Kemendagri saat ini adalah sebanyak 1,3 juta orang.
"Dalam jumlah tersebut, data terakhir pada tanggal 1 Desember 2021 yang sudah mendaftar ke dalam aplikasi SIM Linmas adalah sebanyak 7.294 anggota Satlinmas," ujar Bernhard, kepada wartawan, Jumat (18/2/2022).
Data personil yang dibutuhkan pemetaan oleh Kemendagri tersebut akan digunakan sebagai Big Data Kementerian Dalam Negeri.
Bernhard berpendapat, anggota Satlinmas harus memiliki ciri khas tugas dan fungsi Satlinmas.
Baca juga: Peduli Kesehatan Linmas Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Hibahkan BPJS Kesehatan
Ciri khas yang dimaksud seperti tugas dan fungsi yang merupakan hal yang tidak dapat dilakukan/sebagai pembeda dari OPD lainnya.
"Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar yang menentukan Linmas sebagai OPD yang dapat dijadikan prioritas untuk penganggaran," katanya.
Pakar Epidemologi Penyakit Menular selaku Ketua Bidang Data dan Teknologi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyiah, turut menyampaikan sejumlah data terkait kasus Covid-19 dalam kesempatan itu.
Diketahui bahwa terdapat penambahan 57.049 kasus aktif, 26.747 kasus sembuh, dan 134 orang yang meninggal.
Dewi Nur Aisyiah menilai data diatas menunjukkan laju penambahan Covid-19 varian omnicron sangat cepat. Hal ini dikarenakan cakupan vaksinasi yang masih rendah.
"Dari 100 orang yang diperiksa terdapat 40 orang yang positif. Oleh karena itu kita harus menggencarkan proses vaksinasi serta mengurangi mobilitas nasional dan domestik untuk menekan laju pertambahan kasus keterpaparan Covid-19," kata Dewi Nur Aisyiah.