Akademisi: Kebangsaan Indonesia Dapat Tekanan dan Tarikan Globalisasi
Globalisasi sekaligus menekan balik, sehingga ideologi itu menciptakan perlawanan di tingkat akar rumput
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Tekanan terhadap nilai Pancasila, dapat dilihat dari tekanan yang mengalir pada setiap sila itu sendiri.
Misalnya di sila pertama, mestinya mengajak, apapun perbedaan agama, aliran, dipersatukan semangat ketuhanan yang welas asih.
Baca juga: Dampak Perubahan Perilaku Masyarakat Indonesia karena Globalisasi: dari Gaya Hidup hingga Tradisi
Akan tetapi sekarang, banyak orang mengalami artikulasi agama, sehingga melahirkan ekspresi yang keras dan mengarah konflik di akar rumput.
Yudi menyambut baik kerja sama Kepolisian Indonesia (Polri) dan LDII untuk membentuk untuk Pembentukan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM).
Dengan Lembaga itu, masyarakat dan aparat negara dapat membuat titik temu atau common ground, jika robekan sosial tadi merembes ke desa.
Dengan FKPM, bisa dibangun jaringan konektivitas, persambungan, silaturrahim, dan gotong-royong.
Ia menilai, LDII memiliki semangat inklusif, bisa membangun konektivitas, menjadi jembatan katalis pertemuan orang yang beda suku, adat, dapat terkoneksi satu sama lain, sekaligus membangun kerangka kerjasama dengan berbagai elemen, sehingga dapat menjadi damai dan harmoni.
Kedua, kesetaraan akses terhadap pendidikan, kesehatan, ketertiban, keamanan, kesejahteraan, permodalan, itu penting.
“Seringkali robekan sosial terjadi karena eksklusivitas, dimana apabila akses ekonomi, kesehatan dan pendidikan dikuasai oleh golongan tertentu, akan membuat kecemburuan,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.