Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pamer Kemesraan Lagi, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Ternyata Satu Tim Soal Cara Santap Bubur

Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan diajak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyantap bubur bersama

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pamer Kemesraan Lagi, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Ternyata Satu Tim Soal Cara Santap Bubur
Istimewa/TribunJabar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang menyantap bubur bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di seberang Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Kamis (24/2/2022). 

Melihat kedekatan mereka, harapan Anies-Ridwan Kamil menjadi pasangan Capres dan Cawapres pada 2024 pun mulai ramai diperbincangkan.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya warganet yang membanjiri kolom komentar media sosial Anies dan Ridwan Kamil.

Anies Baswedan dan Ridwan Kamil (Kolase Tribun Jakarta)
Lalu apakah keduanya benar-benar bisa menjadi pasangan dan maju dalam Pilpres 2024 mendatang?

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, kans Anies-Ridwan Kamil menjadi pasangan Capres dan Cawapres sangat kecil.

"Duet keduanya akan sulit terjadi, karena mereka tidak punya partai," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (17/2/2022).

Menurutnya, Anies dan Ridwan memiliki nasib serupa lantaran elektabilitas keduanya cukup tinggi namun sama-sama tidak punya kendaraan politik.

Pasangan yang berasal dari non-parpol ini pun disebut Ujang sangat merugikan partai politik.

Baca juga: Dikunjungi Anies-Mendag Inggris, Kedai Kopi Difabis Sudah Sepatutnya Dapat Perhatian

BERITA REKOMENDASI

Oleh karena itu, sangat sulit menemukan partai yang mau menduetkan Anies dan Ridwan Kamil.

"Bagi partai, tidak rasional menduetkan Capres dan Cawapres yang dua-duanya dari non-parpol. Parpol akan rugi besar," ujarnya.

Bila ada sosok non-parpol yang maju dalam Pilpres, biasanya disandingkan dengan tokoh partai politik.

Seperti pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu atau saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggandeng Budiyono pada 2009 silam.

"Yang rasional itu biasanya satu dari partai dan satu lagi non partai. Dari non partai ini juga harus memiliki elektabilitas tinggi agar bisa dilirik parpol," tuturnya. (TribunJakarta/Tribunnews)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas