Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingin Jadi Relawan Uji Klinis Tahap ke-2 Vaksin Merah Putih? Simak Apa Saja Persyaratannya

Relawan akan mendapatkan pengawasan fisik dan laboratoriun oleh tim peneliti, dana transport pada setiap kunjungan, hingga masuk dalam skema PCare.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ingin Jadi Relawan Uji Klinis Tahap ke-2 Vaksin Merah Putih? Simak Apa Saja Persyaratannya
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah warga saat mengantre untuk menerima vaksin COVID-19 dosis ketiga pada vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Pemerintah memulai program vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 secara gratis kepada masyarakat umum yang berusia 18 tahun ke atas dengan kelompok prioritas penerima vaksin adalah orang lanjut usia (lansia) dan penderita immunokompromais. Tribunnews/Jeprima 

Ada tujuh lembaga yang mengembangkan vaksin ini.

Selain Unair, pengembangan vaksin Merah Putih juga dilakukan oleh dua lembaga penelitian yakni Lembaga Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kemudian Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tiap tim mengembangkan vaksin Merah Putih dengan metode berbeda, mulai dari vaksin yang berbasis inaktivasi virus hingga rekombinan protein.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan riset dan pengembangan vaksin Merah Putih menjadi tonggak sejarah dunia riset dan inovasi Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun di Tanah Air.

"Pandemi ini memberi periset kita kesempatan untuk bisa masuk ke pengembangan vaksin yang selama ini belum pernah dilakukan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Jumat (4/3/2022).

Ia menuturkan pengembangan vaksin dari nol belum pernah dilakukan di Indonesia sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga: Anggota DPR Apresiasi Capaian Vaksinasi 70,25 Persen

Berita Rekomendasi

Pada saat pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, Pemerintah Indonesia berupaya mengalokasikan sumber daya dan mendukung riset untuk mampu menciptakan vaksin sendiri yang risetnya dimulai dari nol, yakni bibit vaksin dibuat oleh periset Indonesia.

Hal itu dilakukan untuk mendorong kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini, vaksin Covid-19 masih didatangkan dari luar negeri. Sinovac menjadi merek vaksin yang paling banyak diimpor Indonesia.

Kemudian ada vaksin vaksin AstraZeneca yang merupakan vaksin buatan pabrikan farmasi Inggris.

Indonesia juga mengimpor vaksin Moderna, Sinopharm, Pfizer, Novavax, dan beberapa jenis vaksin lainnya.(tribun network/rin/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas