Penerbit Buku Kompas Luncurkan Buku Terbaru: 'Karsa Untuk Bangsa: 66 Tahun Azyumardi Azra, CBE'
Buku ini menjadi ruang didik sekaligus ruang bincang diri yang menarik bagi pembaca, khususnya kaum cerdik pandai di Indonesia
Editor: Tiara Shelavie
Ia pengayom dan mentor generasi muda dari berbagai kalangan dan latarbelakang: mahasiswa, akademisi, birokrat, diplomat, politisi, jurnalis, aktifis, dan tokoh lintas agama dan negara.
Kecendekiaan diakui karena staminanya menulis, menjadi intelektual paripurna, polymath, membuka mata ke dunia baru.
Prof. Azra disebut sebagai bapak reformasi perguruan tinggi Islam di Indonesia, melakukan integrasi ilmu agama dan sains modern.
Dengan imajinasi akademiknya, ia mengajarkan nilai-nilai demokrasi dan toleransi dalam kemajemukan, antara lain melalui pendidikan kewargaan dan penyegaran Pancasila.
Dalam buku ini, Professor Azra disebut juga sebagai muazin bangsa, mengajak suatu koalisi nurani, seorang pluralis dan nasionalis sejati, yang setia tapi kritik membangun, “ketika urat saraf takut putus”, yang menginginkan keadilan sosial di tengah ancaman politik identitas.
Ia adalah sosok intelektual merdeka yang melindungi minoritas, memajukan kesetaraan dan
perdamaian.
Prof Azra salah satu pencerah dalam kajian dan penguatan Islam dan demokrasi di Asia Tenggara, pemahaman moderasi Islam, Islam Nusantara Berkemajuan, memahamkan pembaca tentang jaringan Islam dan hubungan internasional, dan aktif memberikan solusi konflik Palestina-Israel.
Juga terbaca sejarah sosial intelektual Islam, geneologi pengetahuan Prof Azra, perannya dalam rekonstruksi sejarah Islam Nusantara, dan posisinya juga sebagai pembuat sejarah.
Dalam buku ini terbaca suatu kepemimpinan pendidikan yang visioner dan intelektualisme publik yang cerdas dan mencerahkan, yang sangat diperlukan umat dan bangsa Indonesia.
Testimoni
“Prof. Azra...Menjadi institusi sendiri sebagai rujukan mengenai sejarah kontemporer Dunia Islam yang kepakarannya diakui dunia” Komaruddin Hidayat
“Buku yang ditulis para intelektual dan akademisi internasional ini menegaskan beliau adalah busur peradaban Nusantara...” Yaqut Cholil Qoumas
(*)