Para Ahli Gizi Dukung Tempe Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mendukung tempe dijadikan warisan budaya tak benda.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
Sebagai sumber protein, jelasnya lagi, protein pada tempe mudah dicerna dan dapat membantu penurunan obesitas ketika dikonsumsi dominan dalam diet tinggi protein.
Tempe dapat disebut sebagai sinbiotik (makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik) yang baik untuk kesehatan pencernaan karena membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus sehingga berdampak ke kesehatan sistem kekebalan tubuh, saraf dan mengurangi peradangan.
Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Ratusan Produsen Tahu Tempe di Sidoarjo Jatim Mogok Produksi
"Prebiotik tempe, juga berperan dalam pembentukan asam lemak rantai pendek pada usus besar,” katanya.
Sementara itu Dr Minarto MPS sebagai Ketua Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI), memaparkan bahwa tempe termasuk diet berkelanjutan, yaitu diet dengan dampak lingkungan rendah yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan gizi serta kehidupan sehat untuk generasi sekarang dan masa depan.
Diet berkelanjutan yang bersifat protektif ini, kata Minarto, sangat menghormati keanekaragaman hayati dan ekosistem. Artinya, tempe ini dapat diterima secara budaya, dapat diakses, adil secara ekonomi dan terjangkau serta memiliki zat gizi yang memadai, aman dan sehat.
“Jadi berdasarkan keunggulan-keunggulan tempe sebagai bahan makanan bergizi, maka PERSAGI mendukung tempe untuk maju sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.