Disebut Aneh Karena Urusi Makanan, Megawati: Politik Itu Sebetulnya Adalah Bagian dari Kehidupan
Megawati Soekarnoputri menceritakan pesan Proklamator RI yang juga ayahnya, Ir.Soekarno, bahwa perut rakyat harus kenyang.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menceritakan pesan Proklamator RI yang juga ayahnya, Ir.Soekarno, bahwa perut rakyat harus kenyang.
Megawati menyampaikan hal itu setelah terjadi perdebatan di media sosial atas pernyataannya mengenai harga minyak goreng yang naik dan sarannya agar hal itu disikapi dengan merubah pola memasak.
Dimana, dari menggoreng memakai minyak, beralih ke metode lain seperti merebus dan membakar.
Megawati mengaku dirinya sampai disebut aneh karena dianggap seharusnya mengurusi politik, bukan soal makanan.
Namun baginya, berpolitik sebenarnya adalah berbicara soal kehidupan, termasuk soal makanan. Artinya tak salah jika ketua umum parpol seperti dirinya juga bicara soal bahan pangan.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberi Keynote Speech di acara Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng, Senin (28/3/2022).
Baca juga: Untuk Mengurangi Goreng-gorengan Politik, Sebaiknya Goreng Santan Jadi Minyak Untuk Rakyat
“Saya mengatakan bahwa politik bukan politik, politic its not only politic, tapi politik itu sebetulnya adalah bagian dari kehidupan,” kata Megawati.
Megawati pun bercerita soal pengalamannya dengan Soekarno, ayah yang sekaligus disebut Megawati sebagai gurunya.
Saat itu, Megawati bartanya apa arti politik yang sesungguhnya kepada Bung Karno.
“Jadi dalam hal ini, pertanyaan yang tidak akan saya pernah lupakan ketika saya bertanya pada ayah saya. Sebenernya kalau berpolitik itu yang paling penting untuk rakyat sebetulnya apa toh bapak? Beliau dengan enteng mengatakan, yang namanya perut harus kenyang,” kata Megawati.
“Sangat lucu kan ya, saya bertanya politik saya pikir akan mendapatkan sebuah masukan yang berat, nah beliau toh mengatakan enteng, yang paling penting adalah perut harus kenyang,” tambahnya.
Saat itu, Presiden ke-5 RI itu tak sepenuhnya bisa memahami apa yang dimaksud Bung Karno. Namun semakin dewasa, dirinya semakin memahami arti perkataan Bung Karno.
“Karena saya dapat merasakan, kalau saya lapar saja untuk mengerjakan PR sekolah itu rasanya susah sekali,” jelasnya.