Perpusnas: Ketersediaan Bahan Bacaan di Indonesia Rendah, 1 Buku Ditunggu 90 Orang
Jumlah kebutuhan tenaga perpustakaan idealnya 184.584 orang namun yang tersedia 14.191 atau hanya 7,18 persen
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengungkapkan kondisi kepustakaan di Indonesia masih jauh di bawah standar UNESCO.
Syarif mengungkapkan di Indonesia, satu pustakawan harus melayani 16.667 orang. Selain itu, bahan bacaan yang tersedia masih sangat minim.
"Kemudian ketersediaan bahan bacaan buku, 1 buku ditunggu 90 orang.
Sementara standar UNESCO, minimal tiga buku baru untuk satu orang dalam satu tahun," ujar Syarif dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Jumlah perpustakaan yang terakreditasi, kata Syarif, baru 11.000 atau 6,5 persen dari jumlah yang terdata.
Sementara perpustakaan yang belum terakreditasi mencapai 153 ribu.
Baca juga: Majukan Literasi, Perpustakaan MPR Jalin Kerja Sama Dengan Universitas Bengkulu
Selain itu, Syarif mengungkapkan masih minimnya tenaga perpustakaan di Indonesia
Jumlah kebutuhan tenaga perpustakaan 184.584. Sementara yang tersedia 14.191 atau hanya 7,18 persen.
"Indonesia masih kekurangan 92,82 persen atau 183.584 orang tenaga perpustakaan," ungkap Syarif.
Dirinya berharap ada alokasi rekrutmen minimal 200.000 tenaga perpustakaan untuk mengatasi minimnya.
Menurutnya, perpustakaan membutuhkan akselerasi demi peningkatan kualitas literasi masyarakat.
"Jika SDM Indonesia ditingkatkan kemampuan literasinya, kebutuhan ini dapat terpenuhi," pungkas Syarif.
Seperti diketahui, Perpustakaan Nasional menggelar Rakornas Bidang Perpustakaan 2022 pada 29-30 Maret.
Dalam momen Rakornas ini, seluruh insan perpustakaan dan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia siap berkumpul.
Rakornas ini mengangkat tagline “Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional”.