Amnesty Sambut Baik Kebijakan Jenderal Andika Perkasa soal Keturunan PKI Bisa Jadi TNI
Amnesty menyambut baik kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang mengizinkan keturunan anggota PKI untuk mendaftar sebagai TNI.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Meskipun TAP MPR ini harsunya dicabut juga, dihapuskan karena mendiskriminasi warga negara, membuat warga negara terpecah-pecah,"
"Dan membuat tali persaudaran Indonesia dipenuhi kecurigaan negatif tentang PKI atau komunisme," kata Usman.
Diwartakan Tribunnews.com, Andika memastikan mulai saat ini tidak ada lagi larangan bagi keturunan PKI untuk mendaftar TNI.
Hal itu ditegaskan Andika dalam rapat penerimaan prajurit TNI, pada Rabu (30/3/2022) lalu.
Andika menyatakan tidak ada larangan keturunan PKI untuk menjadi TNI pada TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966.
Ia mempertanyakan apa yang dilarang berdasarkan TAP itu.
Sebagai informasi, TAP MPRS 25 berisi tentang pembubaran PKI.
Pernyataan sebagai organisasi terlarang di seluruh Indonesia dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunis, Marxisme, Leninisme.
Baca juga: Ketika Jenderal Andika Perkasa Kritisi Soal Syarat Penerimaan Prajurit TNI: Jangan Mengada-ada
Baca juga: Dinilai Punya Potensi, Dukungan agar Jenderal Andika Maju Pilpres 2024 Mulai Berdatangan
"Yang dilarang dalam TAP MPRS nomor 25, satu komunisme, ajaran komunisme, organisasi komunis, maupun organisasi underbow komunis tahun 65," kata salah satu anggota.
Lanjut Andika menjelaskan mengenai isi TAP MPRS tersebut.
"Yakin ini? Cari, buka internet sekarang, yang lain saya kasih tahu TAP MPRS nomor 25 tahun 66 menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang,"
"Tidak ada kata-kata underbow segala macam, menyatakan komunisme, leninisme, marxisme sebagai ajaran terlarang. Itu isinya," kata Andika.
Andika mengatakan jika melarang sesuatu harus mempunyai dasar hukum.
Komnas HAM Beri Apresiasi