Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Ngabuburit Saat Pandemi Apakah Aman? Berikut Tanggapan Ahli Epidemiologi

Ngabuburit relatif lebih aman saat berada di tempat yang luas atau outdoor.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
zoom-in Fenomena Ngabuburit Saat Pandemi Apakah Aman? Berikut Tanggapan Ahli Epidemiologi
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ilustrasi ngabuburit Selama bulan Ramadan, masyarakat kerap melakukan ngabuburit menjelang berbuka. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama bulan Ramadan, masyarakat kerap melakukan ngabuburit menjelang berbuka. Ngabuburit merupakan kegiatan menunggu azan magrib.

Namun perlu diingat jika Ramadan saat ini situasi masih alami pandemi Covid-19. Terkait fenomena ngabuburit Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman pun memberikan tanggapan.

Saat ini memang ada beberapa pelonggaran, pada tahap level PPKM. Bahkan leveling PPKM level tiga saat ini lebih berbeda dari sebelumnya. Lebih banyak pelonggaran.

Sehingga banyak aktivitas yang tadinya belum diperbolehkan kini bisa diselenggarakan. Salah satunya adalah aktivitas ngabuburit.

Baca juga: 4 Ide Ngabuburit Anti Bosan di Rumah

"Bicara potensi penyebaran Covid-19 saat ngabuburit, sebetulnya kan ngabuburit itu orang gak makan minum tapi banyak jalan. Yang tidak boleh itu berkerumun. Harus dipastikan tidak ada kerumunan," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (4/4/2022).

Menurutnya melakukan ngabuburit tidak mengapa, asal tidak ada kerumunan yang terlokalisir. Atau ada aktivitas masyarakat yang pasif di satu tempat.

Berita Rekomendasi

Selain itu ngabuburit relatif lebih aman saat berada di tempat yang luas atau outdoor. Harus dibiasakan dan dipastikan semua orang memakai masker.

Menurut Dicky yang menjadi potensi penyebaran virus bisa juga saat membeli takjil atau makanan. Karenanya melaksanakan prokes bisa mencegah penularan. Minimal memakai masker tadi.

Baca juga: Begini Suasana Ngabuburit di Situ Cikaret Cibinong Bogor

"Yang harus dipastikan orang jual, dan membeli menggunakan masker. Penjual lebih berisiko menularkan ketika ia tidak menerapkan prokes dan tidak disiplin karena statis di tempat yang sama," papar Dicky lagi.

Berbeda dengan pembeli yang datang selalu datang dan pergi. Untuk amannya, harus sudah divaksin Covid-19 setidaknya dua dosis dan menjalankan prokes.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas