Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salim Segaf Ungkap 4 Pelajaran Penting dari Sosok Muhammad Natsir Jaga Keutuhan Nasional

Muhammad Natsir adalah tokoh pemersatu bangsa yang mengembalikan wilayah-wilayah Indonesia Serikat bentukan Belanda ke pangkuan NKRI.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Salim Segaf Ungkap 4 Pelajaran Penting dari Sosok Muhammad Natsir Jaga Keutuhan Nasional
Istimewa
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri bersama Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri menyebut Muhammad Natsir adalah tokoh pemersatu bangsa yang mengembalikan wilayah-wilayah Indonesia Serikat bentukan Belanda ke pangkuan NKRI.

Hal itu diungkapkan Salim saat membuka acara Mimbar Demokrasi dan Kebangsaan Edisi Spesial Peringatan Mosi Integral Muhammad Natsir 3 April 1950 dengan Tema "Spirit Transformasi dan Kolaborasi Dalam Menjaga Integrasi Nasional", yang digelar Fraksi PKS, Senin (4/4/2022).

Hadir menjadi narasumber Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, Ketua Umum DDII Adian Husaini, dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.

Sambutan juga disampaikan Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini.

Menurut Salim, elite politik hari ini harus belajar dari Muhammad Natsir bagaimana mencari titik temu kebangsaan di tengah tantangan dan ancaman disintegrasi nasional.

Baca juga: PKS Cecar Pramono-Pratikno-Moeldoko soal Dugaan Anggaran Deklarasi Apdesi Jokowi 3 Periode

"Ada empat pelajaran penting dari sosok Muhammad Natsir. Pertama, Natsir punya jiwa dan pikiran besar untuk Indonesia, visioner, dan melampaui problematika bangsanya. Bangsa ini bangsa besar. Butuh konsepsi besar untuk menjaga keutuhannya," ujar Menteri Sosial RI 2009-2014.

Kedua, kejelian Muhammad Natsir dalam menemukan dan membangun titik temu kebangsaan.

BERITA REKOMENDASI

Salim menilaim Muhammad Natsir adalah seorang tokoh politik yang cerdas, santun dan elegan, pandai berkomunikasi dan jago lobi dalam urusan-urusan kebangsaan sehingga mampu menyatukan NKRI dengan Mosi Integralnya.

"Natsir yang Tokoh Partai Islam Masyumi menegaskan tidak ada dikotomi bahkan tidak ada jarak antara agama dan nasionalisme. Baginya menjadi nasionalis berarti harus agamis. Sebaliknya, menjadi agamis berarti harus nasionalis. Tidak ada perdebatan," kata Salim.

Ketiga, Muhammad Natsir mempraktekkan politik adiluhung atau high politic, bukan politik pragmatis apalagi oportunis.

Baca juga: PKS Keberatan Vaksin Booster Dijadikan Syarat Mudik, Singgung Soal Target Habiskan Stok Vaksin

Siapa pun kita terutama pejabat publik dari partai dan golongan manapun, tampilkan politik yang menjunjung tinggi etika dan moralitas yang berlandaskan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945.

Keempat, menurut mantan Dubes RI di Arab Saudi ini, relevan dengan tema, Muhammad Natsir adalah tokoh yang mencontohkan semangat transformasi dan kolaborasi dalam membangun bangsa.


"Kita butuh pemimpin yang negarawan, yang taat konstitusi dan Pancasila, yang aktif membangun kohesi sosial, aktif melakukan transformasi dan kolaborasi dengan seluruh elemen bangsa, memiliki rasa empati dan kepedulian serta terus menggalang solidaritas sosial nasional," kata Salim.

Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan bahwa peringatan mosi integral M Natsir digelar setiap tahun oleh Fraksi PKS DPR untuk menghormati jasa M Natsir sebagai pahlawan NKRI dan menyambung mata rantai sejarah agar tidak terputus sehingga generasi bangsa memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga integrasi Nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas