Moeldoko Nilai Kemarahan Presiden Untuk Menunjukkan Sulitnya Kondisi Sekarang Ini
Presiden sempat marah dalam sidang kabinet karena ada menteri yang kurang berkomunikasi kepada masyarakat mengenai kondisi yang terjadi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Staf Presiden Moeldoko menilai bahwa penyampaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para Menteri pada sidang kabinet kemarin, untuk menunjukkan betapa sulitnya kondisi sekarang ini.
Untuk diketahui Presiden sempat marah dalam sidang kabinet karena ada menteri yang kurang berkomunikasi kepada masyarakat mengenai kondisi yang terjadi.
"Enggak, presiden seperti itu menunjukan arti penting sebuah situasi bahwa situasi sekarang ini masyarakat menghadapi kondisi yang tidak mudah, karena ada kenaikan harga," kata Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Rabu, (6/4/2022).
Kenaikan harga sejumlah komoditas yang terjadi sekarang ini, kata Moeldoko merupakan dampak dari situasi global.
Misalnya pupuk yang impor dari Belarusia. Karena pembayarannya di banned oleh Amerika Serikat maka harganya menjadi dua kali lipat.
"Kedelai, juga demikian, kedelai kita import, minyak naik. Kondisi global, maka yang diinginkan presiden kita semua fokus kepada kita yang sedang kita hadapi masyarakat," tuturnya.
Moeldoko tidak menjawab apakah kemarahan presiden tersebut merupakan sinyal untuk melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju jilid 2.
Menurut Moeldoko, sinyal reshuffle merupakan analisa media saja.
"Ya analisamu saja," pungkasnya.
Baca juga: Jokowi Tegur Para Menterinya Tidak Diam Saja agar Berempati pada Masyarakat
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil sejumlah menterinya dalam Sidang Kabinet yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, (6/4/2022).
Jokowi menyentil menteri karena kurang komunikasi kepada masyarakat saat terjadi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan harga pertamax.
"Tidak ada statement, tidak ada komunikasi, harga minyak goreng sudah 4 bulan, tidak ada penjelasan apa apa, kenapa ini terjadi. yang kedua pertamax, menteri juga tidak memberikan penjelasan apa apa, mengenai ini," kata Jokowi.
Seharusnya para menteri memiliki sense of crisis, dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai kondisi yang terjadi. Jangan sampai kata Presiden, rakyat menilai pemerintah tidak melakukan apa-apa karena tidak memberikan penjelasan dengan kondisi yang terjadi.
"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi," katanya.
Presiden mengatakan dalam kondisi yang sulit seperti sekarang ini kebijakan yang diambil harus tepat. Kebijakan yang diambil harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat.
"Oleh sebab itu seluruh yang hadir di sini, anggota kabinet menteri, kepala lembaga agar kebijakan yang diambil itu tepat. sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis. Harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat," pungkasnya.