Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batal Tuntut Jokowi, BEM SI Ajukan 4 Permintaan pada DPR dalam Demo 11 April

BEM SI mengubah lokasi demo dan tuntutan mereka. Lewat Instagram, BEM SI mengumumkan akan menggelar unjuk rasa di Gedung DPR RI.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Batal Tuntut Jokowi, BEM SI Ajukan 4 Permintaan pada DPR dalam Demo 11 April
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Masa aksi mahasiswa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mulai gelar orasi di depan Gedung DPR RI, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengubah lokasi dan tuntutan mereka dalam aksi demonstrasi yang digelar Senin (11/4/2022).

Lewat Instagram-nya, BEM SI memberitahukan menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat yang sebelumnya akan dilakukan di Istana Negara.

Mereka juga menuliskan empat tuntutan yang ditujukan untuk wakil rakyat.

Satu di antaranya, BEM SI mendesak agar DPR tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen.

BEM SI juga meminta supaya DPR bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan presiden tiga periode.

Massa aksi dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di gerbang utama DPR RI Senayan Jakarta pada Senin (11/4/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Massa aksi dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di gerbang utama DPR RI Senayan Jakarta pada Senin (11/4/2022) sekira pukul 14.00 WIB. (Foto: Tribunnews.com/Gita Irawan)

Baca juga: BEM SI Bentuk Tim Khusus untuk Demo 11 April Besok, Awasi Gerak-gerik Massa Antisipasi Ada Penyusup

Baca juga: BERITA FOTO: Potret Aksi Demo Mahasiswa 11 April di Berbagai Daerah, Sampaikan Tuntutan untuk Jokowi

Dikutip dari akun Instagram @bem_si, berikut empat tuntutan BEM SI dalam demo 11 April:

1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai;

Berita Rekomendasi

2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022;

3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode;

4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.

Sebelumnya, BEM SI mengajukan enam tuntutan yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mengutip Kompas.com, mereka meminta Jokowi bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode.

Lalu, meminta Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN), mengusut mafia minyak goreng, menyelesaikan konflik agraria, menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok, serta berkomitmen penuh menuntaskan janji-janji kampanye.

Baca juga: Demo BEM SI di Depan Gedung DPR, Orator: Masih Kuat Puasanya?

Baca juga: 5.626 Personel Gabungan Amankan Demo BEM SI 11 April di Jakarta

Alasan Demo Beralih ke DPR

Massa aksi dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM  SI) tiba di gerbang utama DPR RI Senayan Jakarta pada Senin (11/4/2022) sekira pukul 13.50 WIB.
Massa aksi dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM  SI) tiba di gerbang utama DPR RI Senayan Jakarta pada Senin (11/4/2022) sekira pukul 13.50 WIB. (Foto: Tribunnews.com/Gita Irawan)

Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal, mengungkapkan alasan mengapa lokasi demo diubah dari Istana Negara ke Gedung DPR RI.

Ia mengatakan para mahasiswa ingin memastikan wakil rakyat melaksanakan konstitusi secara baik.

"Karena kita ingin memastikan konstitusi yang ada berjalan maka dari itu kita akan mengawal dari UU dan memastikan DPR RI melaksanakan konstitusi dengan baik sesuai dengan yang sudah ada," kata Lutfhi saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (11/4/2022).

Sementara itu, Koordinator BEM SI, Kaharuddin, menyebut keputusan pemindahan lokasi demo didasari oleh tujuan mereka yang ingin bertemu pimpinan DPR.

Lantaran, kata Kaharuddin, tidak mungkin Jokowi keluar dari Istana Negara untuk menemui massa aksi.

"Disepakati pada hari ini kita berada di DPR RI, karena ketika kita melakukan di Istana, goal kita cuma satu bagaimana Presiden keluar dari istana untuk menjumpai massa, dan itu tidak mungkin terjadi."

"Akhirnya kita beralih ke DPR RI dan tentu goalnya hari ini adalah bagaimana pimpinan DPR RI menjumpai kita dan turut hadir," ungkap Kahar, dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin.

"Bukan perwakilan mahasiswa untuk masuk ke DPR, tapi bagaimana perwakilan DPR datang ke massa aksi untuk menyampaikan kajian beserta tuntutan kita hari ini," tambahnya.

Baca juga: Tinjau Pengamanan Demo Mahasiswa di Monas, Kapolri Pastikan Aksi Berjalan Damai

Baca juga: Mau Ikut Demo, 70 Remaja Diamankan di Monas, Polisi Sita Jimat, Jamu hingga Selongsong Peluru 

Lebih lanjut, Kahar juga mengungkapkan tujuan BEM SI menggelar demo di Gedung DPR RI.

Mereka ingin membawa isu-isu yang ramai di daerah, sampai ke pusat.

Pasalnya, sudah banyak aksi yang dilakukan para mahasiswa di daerah mereka masing-masing.

"Kenapa kita pergi ke DPR RI? Agar wakil rakyat menyambut isu-isu daerah, aksi-aksi daerah yang udah dilakukan oleh kawan-kawan daerah, sehingga isu itu sampai di pusat."

"Sehingga gerakan mahasiswa itu ada dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sehingga dapat terkumpulkan aspirasi-aspirasi dari berbagai daerah," tegasnya.

Novel Baswedan Dituding Jadi Mentor Demo

Penyidik Senior KPK Novel Baswedan saat hadir dalam acara Mata Najwa episode 'KPK Riwayatmu Kini', pada Kamis (27/5/2021)
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan saat hadir dalam acara Mata Najwa episode 'KPK Riwayatmu Kini', pada Kamis (27/5/2021) (ISTIMEWA)

Di sisi lain, mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, dituding mementori aksi demo 11 April.

Dikutip dari cuitan Novel dalam akun Twitter @nazaqistsha, Senin (11/4/2022), Novel menyebut isu tersebut berembus melalui grup WhatsApp "Timsus BAIS".

Novel yang kini bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Polri membantah tudingan itu.

"Sehubungan adanya pesan berantai melalui group2 WA yg mengatasnamakan "Timsus BAIS" yg menyampaikan bahwa saya sbg mentor/koord aksi terkait isu hukum dan advokasi," cuit Novel.

"Saya nyatakan bahwa isu itu TIDAK BENAR & MENGADA-ADA," imbuhnya.

Baca juga: Beraksi Seorang Diri, Pria Misterius Demo di Tengah Kolam Bundaran Patung Kuda, Teriak: Merdeka

Baca juga: Demo Mahasiswa dari Aceh hingga Papua Diwarnai Aksi Berjalan Mundur, Longmarch hingga Tabur Bunga

Novel berharap, Indonesia akan tetap damai dan terbebas dari fitnah semacam itu.

"Semoga bangsa ini tetap damai dan terbebas dari fitnah2 atau propaganda seperti ini," katanya di cuitan berikutnya.

Untuk diketahui, beredar pesan di aplikasi WhatsApp, yang tertulis "Info dari Timsus BAIS, skenario settingan aksi 11 April 2022".

Pesan itu juga berisi daftar mentor atau kontributor aksi mahasiswa dengan berbagai bidang.

Terlihat beberapa nama sejumlah tokoh disebut, di antaranya Novel Baswedan.

Dalam pesan itu tertulis pula Aliansi BEM seluruh Indonesia "Tagih Istana Negara".

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi Novel Baswedan Dituding Jadi Mentor Demo 11 April

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizki Sandi Saputra/Inza Maliana/Ilham Rian Pratama, Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas