Pengamat Duga Ada Faktor 'Kepentingan' yang Bikin Vaksin Halal Sulit Masuk dalam Daftar Booster
Ia pun menduga, pasti ada oknum-oknum yang selalu ingin mencari keuntungan dalam setiap program pemerintah. Terutama program vaksinasi ini.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis politik dan Direktur IndoStrategy Research and Consulting, Arif Nurul Imam menilai adanya perebutan kepentingan ekonomi atas program vaksin sehingga vaksin halal sampai saat ini sulit untuk masuk ke dalam daftar booster (Vaksin lanjutan,red).
Ia pun menduga, ada oknum-oknum yang selalu ingin mencari keuntungan dalam setiap program pemerintah, terutama program vaksinasi ini.
"Saya kira namanya program pemerintah itu kan selalu ada (siapa,red) yang diuntungkan, (siapa,red) yang dapat proyek. Vaksinasi ini tentu saja tak lepas dari perebutan kepentingan ekonomi politik," kata Arif Nurul kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh oknum mafia vaksin, kata Arif, dengan melakukan teror yang menyerang psikis terhadap pihak yang berusaha untuk menghalangi-halangi agenda mereka.
Baca juga: Genjot Vaksinasi Covid-19, Binda Yogyakarta Manfaatkan Momen Acara Keagamaan
Tanpa terkecuali dalam hal ini, Anggota Komisi IX yang tergabung dalam Panja Vaksinasi dan berusaha menghadirkan vaksin merah putih yang halal.
"Kalau kemudian ada teror psikis untuk melemahkan Panja Vaksin ini, tentu saja itu harus dipahami sebagai upaya yang dibawa oleh para peneror ini," ucap Arif.
"Artinya begini, mungkin saja ada yang terganggu dan tetap ingin menguasai-mendapatkan untung tender tersebut," jelasnya.