Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisioner KPU Dilantik, Masalah-masalah Klasik agar Tidak Terulang Lagi

para komisioner baru yang terpilih merupakan orang-orang terbaik hasil dari proses seleksi yang ketat mulai dari administrasi hingga fit and proper

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Komisioner KPU Dilantik, Masalah-masalah Klasik agar Tidak Terulang Lagi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang baru dilantik (dari kiri) Yulianto Sudrajat, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos, Hasyim Asy'ari, Idham Holik, Mochammad Afifuddin, dan August Mellaz tiba di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Presiden Joko Widodo resmi melantik ketujuh komisioner KPU untuk bertugas dalam periode 2022-2027. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pelantikan Komisioner KPU pada hari Selasa (12/4) dinilai positif oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting sekaligus analis politik Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi menerangkan, para komisioner baru yang terpilih merupakan orang-orang terbaik hasil dari proses seleksi yang ketat mulai dari administrasi hingga fit and proper test. 

Karena itulah publik sangat mengharapkan terjadinya banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh kepengurusan KPU masa jabatan 2022-2027 ini ke depannya.

“Tahun 2024 adalah pemilu terbesar dan terberat bebannya dalam sejarah Indonesia karena ada pemilihan legislatif, presiden dan kepala daerah. Namun berpotensi juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dalam demokrasi," ujar Pangi dalam keterangannya, Rabu (13/4/2022).

Menurut Pangi, bisa dilihat bagaimana komisioner yang baru dilantik ini menyelenggarakan pemilu nanti, baik dari sisi kapabilitas maupun mitigasi masalah, terutama masalah-masalah klasik agar tidak terulang lagi.

Pangi menyontohkan keterlambatan surat suara di Papua yang selalu terjadi setiap pemilu seperti lagu lama yang terus berulang.

Baca juga: Arief Budiman Sampaikan Tiga Hal Penting Kepada Komisioner Baru KPU

Para komisioner yang sudah pernah menjabat sebelumnya tentu harus lebih piawai lagi dalam mengatasi masalah seperti ini karena telah mempelajari kelemahan masa lalu.

BERITA REKOMENDASI

“Mereka yang pernah menjadi komisioner di daerah, itu juga merupakan modal yang baik. Sedangkan bagi mereka yang belum pernah menjad aktifis pemilihan umum, atau bekerja di LSM yang khusus pemilu, mereka harus belajar karena mau tidak mau mereka harus beradaptasi dengan cepat,”imbuhnya.

Menurutnya, 14 Februari 2024 bukanlah waktu yang lama dan pendek. Para komisioner ini butuh konsentrasi untuk penyediaan anggaran dan logistik. Faktor integritas merupakan hal penting lainnya yang harus dimiliki oleh komisioner KPU.

Pangi membeberkan sejumlah contoh kasus seperti pertemuan informal dengan orang-orang tertentu yang harusnya tidak perlu terjadi. Sebab mereka sudah menjadi pejabat publik.  Peristiwa yang terjadi di masa lalu harusnya tidak boleh terulang lagi.

"Maka integritas adalah faktor penting apakah para komisioner ini bisa dibeli atau tidak. Kalau mereka sudah selesai dengan urusan pribadinya, otomatis mereka tidak bisa dibeli, maka otomatis tidak ada potensi manipulasi data dan manipulasi surat suara. Kuncinya adalah kemampuan menahan diri,” tegasnya.

Pangi pun memberikan saran kepada komisioner terpilih untuk ke depannya mampu mengatasi segala bentuk kecurangan dalam pelaksanaan pemilu.  


Selain itu juga mereka harus mampu belajar cepat untuk melihat kelemahan-kelemahan masa lalu agar tidak masuk pada lubang yang sama.

“Dan saran ketiga adalah digitalisasi, apakah kita senang manual atau mulai belajar dengan negara-negara yang sudah menerapkan e-voting. Teknologi informasi itu adalah jantungnya KPU. Berhasil tidaknya KPU ke depan, dibobol atau tidaknya, tergantung kemampuan di bidang TI," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas