Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Atet Tak Berikan Uang kepada Petinggi TNI AD dan Kemhan, Kemana Uang PT Indocertes?

Kasus dugaan penyekapan terhadap Atet erat kaitannya dengan dugaan penggelapan uang milik PT Indocertes.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Atet Tak Berikan Uang kepada Petinggi TNI AD dan Kemhan, Kemana Uang PT Indocertes?
HO/Warta Kota
Sidang Kasus dugaan penyekapan Atet Handiyana Juliandri Sihombing, seorang pengusaha Depok, oleh anggota TNI, di Pengadilan Militer, Cakung, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta menarik terungkap saat sidang lanjutan kasus dugaan penyekapan terhadap mantan Direktur Utama PT Indocertes Atet Handiyana Juliandri Sihombing, Kamis (14/4/2022).

Mayor H yang dihadirkan sebagai saksi menyebut bahwa Atet telah mengakui tidak memberikan uang kepada pejabat TNI Angkatan Darat (AD).

Mayor H merupakan rekan satu kesatuan dengan terdakwa, Lettu Chb HS.

Saksi memberikan keterangan di depan pengadilan yang dipimpin Hakim Ketua Letkol Chk Rizky Gunturida, didampingi Mayor Chk Subiyanto, dan Kapten Chk Nurdin Rukka sebagai anggota, serta Oditur Letkol Chk Upen Jaya Supena.

Kasus dugaan penyekapan Atet bermula dari dugaan pencatutan nama KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat), Aslog KSAD (Asisten Logistik KSAD), Kapuspalad (Kepala Pusat Peralatan Angkatan Darat), dan Sekjen Kemhan.

Atet disebut melapor ke pemilik PT Indocertes berinisial KS bahwa ia menyerahkan uang Rp 3 miliar kepada KSAD, Rp 3 miliar kepada Aslog KSAD, Rp 3 miliar kepada Kapuspalad, dan Rp 5 miliar kepada Sekjen Kemenhan.

Mendengar kabar tersebut, Asintel KSAD memerintahkan Mayor H dan Lettu HS untuk menyelidiki.

Berita Rekomendasi

"Setelah dapat perintah, kami ke lokasi. Kami ketemu di kantor PT Indocertes. Kami koordinasi, siapa yang mencatut, apa benar, dan siapa yang merekayasa nama-nama pejabat," kata Mayor H saat persidangan.

Baca juga: Saksi Sebut Korban Penyekapan Atet Sudah Kembalikan Uang Penggelapan Rp 30 Miliar

Di lokasi ada Atet. Ia tidak lantas mengakui.

"Setelah ditanya lebih lanjut barulah yang bersangkutan mengaku tidak memberikan. Benar dia (Atet) mencatut nama pejabat itu," ujar Mayor H.

Mayor H lantas bertanya kepada Atet, siapa yang merekayasa ini? Atet mengaku takut dengan seseorang.

Atet juga mengatakan bahwa ada yang menjaminnya. Mayor H lalu melapor ke Asintel.


"Asintel meminta kami baik-baik saja ke dia dan tetap mengikuti dia," kata Mayor H.

Dalam kesempatan itu, Mayor H juga mengatakan tidak ada penculikan dan penyekapan terhadap Atet. Menurutnya, semua baik-baik saja.

"Kami ngobrol dengan yang bersangkutan. Dia cerita tolong jangan laporkan saya ke Polda. Atet minta ada satu orang jaga rumah dia. Dia takut dengan seseorang," terang Mayor H.

Sidang Kasus dugaan penyekapan Atet Handiyana Juliandri Sihombing, seorang pengusaha Depok, oleh anggota TNI, di Pengadilan Militer, Cakung, Jakarta.
Sidang Kasus dugaan penyekapan Atet Handiyana Juliandri Sihombing, seorang pengusaha Depok, oleh anggota TNI, di Pengadilan Militer, Cakung, Jakarta. (HO/Warta Kota)

Pada persidangan ini, berulang kali Mayor H menegaskan bahwa semua tindakannya selalu melapor kepada Asintel KSAD.

"Ini juga menyangkut marwah dan kehormatan TNI AD,"” tegas Mayor H.

Dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa kasus dugaan penyekapan terhadap Atet erat kaitannya dengan dugaan penggelapan uang milik PT Indocertes.

Saksi dari manajemen PT Indocertes, yaitu Ichsan menduga Atet sebagai pelakunya.

Dua saksi dari manajemen PT Indocertes, yaitu Muis dan Ichsan juga menyatakan bahwa Atet telah berjanji mengembalikan uang yang sebelumnya ia klaim telah diserahkan kepada beberapa petinggi TNI AD.

Menurut saksi Ichsan, Atet ternyata memang tidak pernah menyerahkan sejumlah uang kepada pejabat TNI AD seperti yang ia klaim sebelumnya.

Pada sidang Kamis, 17 Maret 2022, Atet yang dihadirkan di persidangan militer mengatakan bahwa dirinya pernah bertanya kepada KS mengenai uang sejumlah Rp 41 miliar.

"Saya mempertanyakan ke beliau, Bu ini uang apa? Uang perusahaan, uang pribadi atau uang apa. Sudah kamu pakai aja," klaim Atet menirukan perkataan KS.

Di tempat lain, Polda Metro Jaya telah menetapkan Atet sebagai tersangka atas kasus dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan dalam jabatan terkait pencucian uang.

Baca juga: Hakim Cecar Korban Penyekapan Atet Handiyana soal Dugaan Penggelapan Uang

Penetapan tersangka itu berdasarkan surat ketetapan nomor: Sp.Tap/385/XI/RES.2.6/2021/Ditreskrimsus tanggal 2 November 2021.

Hal ini diungkap oleh Zhafran Yafi selaku kuasa hukum KS, pemilik PT Indocertes, pada hari Sabtu, 29 Januari 2022.

Rencananya sidang lanjutan pemeriksaan saksi kasus dugaan penyekapan terhadap Atet Handiyana akan dilanjutkan pada hari Kamis, 21 April 2022.

Atet merupakan warga yang berdomisili di Kota Depok. Ia juga dikenal sebagai CEO Persikad 1999, klub sepakbola Depok.

Kegiatan Atet sebagai petinggi klub terlihat di akun-akun media sosial, salah satunya akun Instagram @persikad1999.

Selain itu, Atet diberitakan bakal mencalonkan diri di Pemilihan Wali Kota Banjar, Jawa Barat, di Pilkada Serentak 2024 mendatang.

Sejumlah baliho pencalonan Atet ini sempat terpasang di beberapa sudut Kota Banjar.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas