Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April, Ini Sosok RA Kartini Tokoh Emansipasi Wanita

Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April. Berikut sejarah ditetapkannya Hari Kartini, serta biografi R.A Kartini.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Sejarah Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April, Ini Sosok RA Kartini Tokoh Emansipasi Wanita
Dok Kompas
Raden Ajeng Kartini. Simak sejarah Hari Kartini 21 April beserta biografi RA Kartini. 

Kemudian, timbul keinginan Kartini untuk memajukan perempuan pribumi yang saat itu berada pada status sosial yang amat rendah.

R.A. Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalan kebudayaan Eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa Belanda.

Bahkan di usinya yang ke-20, Kartini banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt.

Ia juga membaca berbagai roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa Belanda.

Tak hanya itu, Kartini juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta.

Kartini juga mulai banyak membaca De Locomotief, surat kabar dari Semarang yang ada di bawah asuhan Pieter Brooshoof.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Kartini 21 April 2022 dalam Bahasa Inggris Beserta Terjemahannya

Kegemarannya membaca buku membuat Kartini mendapatkan leestrommel, sebuah paketan majalah yang dikirimkan oleh toko buku kepada langganan mereka yang di dalamnya terdapat majalah-majalah tentang kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

BERITA REKOMENDASI

Kartini kecil sering juga mengirimkan beberapa tulisan yang kemudian ia kirimkan kepada salah satu majalah wanita Belanda yang ia baca, yaitu De Hollandsche Lelie.

Melalui surat-surat yang ia kirimkan, terlihat jelas bahwa Kartini selalu membaca segala hal dengan detil.

Terkadang, Kartini juga membuat catatan kecil.

Tak jarang dalam suratnya, Kartini menyebut judul sebuah karangan atau hanya mengutip kalimat-kalimat yang pernah ia baca.

Buku-buku bertulisan Belanda tersebut membuat beliau makin terbuka pikirannya dan semakin maju.

Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahun dan kebudayaan.

Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas