Cerita Dokter KPK: Tahanan Pura-pura Sakit Biar Dapat Rujukan ke RS, Ada yang Sampai Gebrak Meja
Shinta Gasenova, seorang dokter perempuan yang bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membagikan tantangan dalam pekerjaan menghadapi tahanan
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Shinta Gasenova, seorang dokter perempuan yang bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membagikan tantangan dalam pekerjaan menghadapi tahanan.
Di ruang kesehatan berukuran 2x3 meter lantai tiga Gedung Merah Putih KPK, Dokter Shinta memeriksa pasiennya dengan fasilitas seadanya.
Di samping ruangan pemeriksaan, terdapat juga tiga kubikel berjajar untuk diisi oleh suster dan paramedis lainnya.
Betapa minimalisnya ruang pemeriksaan dokter di KPK.
Baca juga: PPP Berharap Hari Kartini Jadi Inspirasi Perempuan Indonesia Membangun Negeri
Belum lagi jika Dokter Shinta rutin mengadakan kunjungan pemeriksaan kepada tahanan.
Turun ke sel-sel tahanan dan memeriksa satu-persatu.
Di tengah pengapnya kondisi sel rutan KPK, Dokter Shinta dengan sabar menanyakan kabar dan kondisi para tahanan.
Tak bisa dihindari, intimidasi pun juga didapat Dokter Shinta ini.
Baca juga: Cerita Kartini KPK yang Bertugas Sebagai Pengawal Tahanan, Kadang Dianggap Asisten Rumah Tangga
Apalagi jika tersangkanya adalah laki-laki, yang kerap kali sering menunjukkan arogansinya untuk bisa dirujuk keluar ke rumah sakit.
“Menangani tahanan itu tidak mudah. Macam-macam karakternya ya karena ada yang berpura-pura sakit atau meminta dirujuk ke rumah sakit [RS] padahal enggak sakit. Banyak juga yang marah dan mengintimidasi karena tidak diizinkan untuk keluar pergi ke RS. Pernah ada juga yang gebrak-gebrak meja jika tidak diizinkan,” kisahnya dalam keterangan video yang dibagikan KPK, Kamis (21/4/2022).
Dokter Shinta tetap bekerja secara profesional tidak gentar menghadapi hal tersebut.
Justru, Dokter Shinta menggunakan sisi feminitasnya, melalui pendekatan emosional agar tersangka yang sakit secara psikis dapat mencurahkan hatinya untuk mengelola stres selama di tahanan.
“Biasanya mereka pas baru masuk ke dalam rutan, pasti ada perasaaan tidak menerima, terkejut karena mereka ditangkap. Jika ada cerita seperti itu ya kita dengarkan karena balik lagi fokus ke masalah kesehatannya, saya ingin andil dalam pemberantasan korupsi, dengan membantu menyehatkan para pegawai maupun tahanan,” ujarnya.
Cerita Shinta Gasenova di atas disampaikan dalam momentum peringatan Hari Kartini, 21 April 2022.
Tercatat ada 509 pegawai perempuan dari total keseluruhan 1551 pegawai di KPK, atau sebesar 33%.
Mereka tersebar di berbagai unit, yaitu Sekretariat Jenderal; Kedeputian Bidang Informasi dan Data; Pencegahan dan Monitoring; Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Koordinasi dan Supervisi, hingga Kedeputian Bidang Penindakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.