Densus 88 Ungkap NII Tak Hanya Berencana Lengserkan Jokowi, Tapi Siapa Saja yang Jadi Presiden
NII tak hanya memiliki rencana melengserkan kepemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebelum Pemilu 2024.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Tak hanya itu, kata Aswin, penyidik juga menyita sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatra Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo.
Baca juga: Politikus PAN Minta Polri Beri Penjelasan Detail Soal Jaringan NII di Sumbar
"Yakni mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syari’at Islam, sistem khilafah, dan hukum Islam," ungkap Aswin.
Lebih lanjut, Aswin mengungkapkan ada rencana NII Sumbar yang bakal melakukan sejumlah teror.
Hal tersebut karena mereka tengah mempersiapkan senjata tajam yang disebutkan sebagai golok.
"Di antara sekian rencana tersebut, terdapat juga potensi ancaman berupa serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam disebutkan golok dan juga mencari para pandai besi. Adapun temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka," katanya.
Baca juga: Densus Dalami Rencana Organisasi Terlarang NII Ingin Gulingkan Pemerintah Sebelum Pemilu 2024
Sekadar informasi, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap setidaknya 16 tersangka terorisme jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (25/3/2022) lalu.
Tak lama berselang, Densus kembali menangkap 5 orang tersangka teroris jaringan NII lainnya di daerah Tangerang Selatan, Banten pada Minggu (3/4/2022).
Adapun para tersangka diduga menginginkan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan syariat Islam.
Pada saat yang sama, mereka juga aktif merekrut anggota baru dari kalangan anak-anak di bawah umur.
Selain itu, para tersangka itu juga aktif melakukan kegiatan i'dad atau latihan ala militer secara rutin lewat berbagai kegiatan.
Mereka juga berniat menggulingkan pemerintah dengan memanfaatkan situasi jika terjadi kekacauan.