Fadli Zon Menilai Pentingnya Holding BUMN Industri Pertahanan Bagi Indonesia
Fadli Zon menilai pembentukan industri pertahanan melalui Inhan bernama Defend ID penting karena ancaman terhadap Indonesia tetap ada.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, Fadli Zon, menilai pembentukan industri pertahanan melalui Holding BUMN Industri Pertahanan (Inhan) bernama Defense Industry Indonesia atau Defend ID penting karena ancaman terhadap Indonesia tetap ada.
"Kita melihat ancaman fisik serangan terhadap Indonesia itu kan tetap ada, ancaman perang tetap ada," kata Fadli kepada wartawan, Kamis (21/4/2022).
Politisi Partai Gerindra itu mencontohkan lewat ancaman yang nyata di laut Cina Selatan.
Kapal-kapal negara asing, dikatakan Fadli, masuk dan berkegiatan di wilayah zona eksklusif ekonomi RI.
"Jumlahnya puluhan mungkin ratusan gitu ya sementara nelayan kita berada di teritorial kita. Itu yang salah satu yang nyata," kata dia.
Dia mengatakan bahwa holding di sektor BUMN pertahanan ini bisa berjalan dengan efisien.
Fadli pun optimistis Indonesia bisa menghasilkan produk pertahanan yang dibutuhkan untuk sektor darat, laut, maupun udara.
"Kalau ini berjalan efisien, kita bisa memproduksi produk pertahanan yang sangat dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga: DEFEND ID Diluncurkan, Prabowo Lapor Modernisasi Kapal Perang Hingga Kerja Sama Strategis ke Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi meluncurkan Holding BUMN Pertahanan bernama defense industry Indonesia disingkat Defend ID, di Surabaya pada Rabu (20/4/2022).
Pembentukan perusahaan induk industri pertahanan tersebut, terdiri dari lima perusahaan BUMN.
Di antaranya yakni PT LEN Industri sebagai induk holding, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, serta PT Dahana.
Presiden mengatakan akan mencatat janji dari pembentukan holding BUMN pertahanan tersebut yakni masuk 50 perusahan pertahanan dunia.
"Saya catat janjinya. Janji ini saya catat. Defend ID akan menjadi top 50 perusahaan pertahanan dunia," kata Jokowi.
Dengan adanya Holding BUMN pertahanan, Presiden meminta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk-produk pertahanan terus diperbesar.
Sehingga dapat menurunkan impor alat pertahanan dan keamanan.
"Saya minta TKDN produk-produk pertahanan unggulan terus ditingkatkan dari angka yang telah dicapai saat ini, yaitu 41 persen agar bisa terus naik dan meningkat dan nanti pada akhirnya 100 persen," katanya.
Presiden berpesan agar BUMN pertahanan dapat bergerak cepat, lincah dan juga jeli melihat peluang. Sehingga BUMN pertahanan dapat menjadi bagian dalam rantai pasok global.
"Namun tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri," katanya.
Peluncuran holding dan program strategis BUMN industri pertahanan ini, kata Presiden, harus dijadikan lompatan untuk bertransformasi dalam membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern.
"Membentuk BUMN industri pertahanan yang kuat dan mandiri yang mampu bersaing dan menguasai pasar di dalam negeri utama nya dan diperhitungkan di pasar internasional atau pasar global," tuturnya.
Presiden mengatakan BUMN pertahanan ini akan menjadi ujung tombak kemandirian industri pertahanan Indonesia.
BUMN pertahanan harus menguasai teknologi manufaktur dan komponen terkini berbasis dual use technology.
"Dengan membangun global partnership seluas-luasnya dengan siapa pun yang mau transfer teknologi. Jadi semuanya ajak. Tapi tetap mayoritas kita. Sehingga juga agar pasar kita lebih membesar," ujarnya.