Aspotmar KSAL Temui Prajurit TNI dan Masyarakat di Pulau Rondo yang Menjadi Pulau Terluar
Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) KSAL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr., (Han) dalam Safari Ramadan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memberikan motivasi dan semangat kepada Prajurit TNI yang sedang bertugas di daerah operasi, diperlukan kehadiran pimpinan di lapangan.
Bahkan ketika harus menempuh perjalanan berat dan penuh dengan risiko.
Hal inilah yang dilakukan Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) KSAL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr., (Han) dalam Safari Ramadan Spotmar TNI AL Tahun 2022 di Wilayah Kerja Lanal Sabang.
Nur Alamsyah menyempatkan diri menyapa Prajurit TNI AL Satgasmar Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Rondo, Jumat (22/4/2022).
Disamping itu AspotmarKasal juga mengunjungi Pos Angkatan Laut (Posal) Lampulo, Posal Lhoknga, Posal Meulaboh dan Posal Mahalayati di Sabang serta Mako Lanal Sabang, Fasharkan, Mako Lanudal, Posal Suka Karya Satrad TNI AL di Sabang. Safari Ramadan Spotmar TNI ini juga dilakukan dengan meninjau Kampung Bahari Nusantara (KBN) di desa Pasiran, Sabang.
"Kunjungan ini sangat penting untuk memotivasi prajurit dan masyarakat yang berada di wilayah tersebut agar tetap semangat dan sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk menuju pertahanan wilayah," jelas Nur Alamsyah dalam keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Survei Populi Center soal Kepercayaan Publik pada Lembaga Negara: TNI Teratas, Parpol Paling Buncit
Pulau Rondo adalah pulau terluar Indonesia yang tidak berpenduduk terletak di Samudera Hindia dan berbatasan langsung dengan wilayah negara India yaitu Kepulauan Nikobar.
Pulau ini merupakan wilayah paling ujung bagian barat dari NKRI, secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam.
Untuk menyapa Prajurit TNI yang bertugas menjaga keamanan di Pulau Rondo, diperlukan perjuangan berat dan beresiko tinggi, dimana harus menempuh perjalanan laut sekitar 1 jam menggunakan kapal.
Namun untuk bisa mendarat di Pulau Rondo, kita harus berenang sejauh lebih kurang 400 meter karena tidak tersedia fasilitas labuh.
Perairan di sekitar Pulau Rondo yang terbuka langsung ke Samudera Indonesia menyebabkan lautnya berombak dan berarus kencang sehingga untuk berenang akan sangat menguras tenaga dan beresiko terbawa arus.
"Saat mendarat kita akan berhadapan dengan benturan ombak yang cukup besar dan dapat menghempaskan badan kita diantara karang-karang yang ditempeli teritip yang sangat tajam dan tersebar di sepanjang pantai.
Tidak hanya sampai disitu, untuk menuju ke Pos Satgasmar Pam Puter kita juga harus menaiki 328 anak tangga yang terjal," jelasnya.
Setelah tiba di Pos, hal yang seharusnya dilakukan adalah istirahat sejenak dan membersihkan diri dari air laut dan keringat, namun hal tersebut terpaksa diurungkan karena di pos tersebut tidak tersedia air tawar.
Air tawar didapat dari tampungan air hujan di dalam bak-bak yang dibuat dari terpal dengan jumlah yang sangat terbatas.
Baca juga: TNI AU Siapkan Personel Hingga Alutsista Dukung Implementasi CMAC Pasca Realignment FIR RI-Singapura
Pada Safari Ramadan kali ini Nur Alamsyah mengatakan, Sabang adalah wilayah sangat kaya dari sisi potensi kemaritiman dan banyak hal yang bisa dikembangkan.
Program TNI AL dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisira dalah Kampung Bahari Nusantara (KBN). Sabang merupakan salah satu kawasan yang termasuk dalam program Kampung Bahari Nasional (KBN) yang dilaksanakan TNI AL.
"Esensi KBN adalah desa dengan kriteria miskin ekstrimnya itu desa yang memiliki kekurangan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, pariwisata karena belum dikembangkan dengan baik. Untuk itu, jika kita bisa melakukan pembinaan maka sisi keamanan akan lebih baik," papar Nur Alamsyah.
Kepada jajarannya, ia memerintahkan agar dalam melakukan pembinaan terhadap KBN bekerja sama dengan berbagai pihak sesuai dengan kluster.
Jika KBN berkembang dengan baik, akan berdampak pada pertahanan dan keamanan secara langsung. Tahun 2021 lalu 21 KBN telah diresmikan, dan tahun 2022 ada 69 KBN yang akan dibina dan dikembangkan potensinya.
Di bidang pendidikan, program KBN mempersiapkan fasilitas Rumah Pintar seperti menyediakan buku, komputer, tenaga pendampingan pendidikan dan sambungan internet.
Di bidang ekonomi melakukan pembinaan wirausaha bekerja sama dengan pemda dan kementerian. Sementara bidang kesehatan selain melakukan penyuluhan juga membantu peningkatan layanan kesehatan.
Sejalan dengan pengembangan potensi pariwisata, KBN juga terlibat dalam penyuluhan dan pelatihan pengembangan pariwisata.
“Pulau Rondo dan Sabang ini menurut saya sangat indah dan layak dikunjungi. Untuk mengembangkan kawasan ini harus berkolaborasi dengan Pemda,BUMD, KLNP dan swasta,” ujar Nur Alamsyah.
Aspotmar KSAL juga menyampaikan rasa bangga dan salut kepada Satgas Pam Puter Pulau Rondo, karena dengan keterbatasan yang ada tidak menyurutkan semangat dalam bertugas menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia.
Satgas Pam Puter Pulau Rondo sebanyak 34 personel dengan rincian 24 personel TNI AL dari Pasmar 1 Jakarta dan 10 Personel TNI AD dari Yonif Raider 115/Macan Leuser.
Baca juga: Survei Populi Center: TNI Lembaga Paling dipercaya Publik
Aspotmal Kasal melaksanakan Komsos dan Baksos terhadap tokoh masyarakat dan masyarakat nelayan KBN serta meninjau serbuan (maritim) Vaksin Covid 19 oleh Lanal Sabang penyalurkan sembako bekerja sama dengan CTARSA Foundation dan TNI AL serta menyampaikan taliasih untuk masyarakat dan Satgas Puter di Pulau Rondo.
Aspotmar Kasal juga menyambangi rumah nelayan yang kurang mampu dan rumah dari anak berkebutuhan khusus.
Kunjungan Aspotmar Kasal ke Pulau Rondo didukung oleh KAL Iboih I-1-71 dan KRI Karotang-872, dan turut serta mendampingi yakni Komandan Lanal Sabang Kolonel Laut (P) Ardhi Sunaryo, S.T., M.M., Kafasharkan Sabang KolonelLaut (T) Teguh Sukrisno, S.T., M.T., Paban 3 Spotmar Kolonel Mar Rommy Hutagaol, dan GM CTArsa Foundation Gatut Mukti.