KKP dan Norwegia Gelar Workshop, Genjot Akselerasi Program Terobosan Budidaya Ikan Berkelanjutan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus akselarasi program budidaya ikan.
Editor: Content Writer
Menurutnya sistem akuakultur resirkulasi (RAS) adalah fasilitas berbasis lahan tertutup dalam budidaya ikan intensif yang dirancang untuk meminimalisir dampak lingkungan serta mencegah masuknya patogen ke dalam sistem budidaya.
Teknologi ini didasarkan pada penggunaan filter mekanis dan biologis. Metode ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk semua spesies yang dibudidayakan seperti ikan, udang, kerang, dan komoditas perikanan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama Minister Counsellor Royal Norwegian Embassy in Jakarta, Bjornar Dahl Hotvedt menerangkan perikanan budidaya di Norwegia, khususnya budidaya ikan salmon sangat berkembang pesat, sehingga menurutnya banyak negara yang ingin belajar dari Norwegia untuk mengembangkan perikanan budidaya, termasuk mengenai cara melestarikan lingkungan dengan menjaga kualitas air.
Dia mengatakan, salah satu kunci sukses dalam masalah perikanan budidaya, adalah penanggulangan masalah kesehatan ikan, dengan tetap menjaga kualitas air. Untuk mewujudkan hal tersebut, dia mengatakan Norwegia sudah tidak lagi menggunakan antibiotik sehingga produksi ikan salmon di Norwegia sangat meningkat tajam.
“Saya juga berharap, Indonesia juga bisa mengembangkan dan meningkatkan produktivitas perikanan budidaya, dengan mengendalikan penyakit ikan seperti yang dilakukan di Norwegia,” kata Bjornar.
Pihaknya mengaku merasa bangga, Norwegia bisa berperan membantu Indonesia dalam masalah pengendalian penyakit ikan.
“Saya berharap pembicara dari Norwegian University of Life Sciences (NMBU) bisa menjadi teman diskusi yang bermanfaat untuk kemajuan perikanan budidaya di Indonesia,” tukas Bjornar.
Pembicara dari Norwegian University of Life Sciences (NMBU), Norwegia, Prof . Oystein Evensen juga menerangkan, masalah penyakit ikan yang sering dihadapi para pembudidaya antara lain adanya bakteri, virus, dan parasit pada tubuh ikan. Dengan demikian, untuk menjaga kekebalan ikan agar bisa tumbuh dengan baik salah satunya dengan memberikan vaksin.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Evensen memberikan langkah-langkah berbeda yang diperlukan untuk membangun kekebalan yang diperlukan pada ikan, untuk mengoptimalkan produksi vaksin dalam akuakultur. “Kami menyoroti pentingnya pengembangan vaksin sebagai dasar untuk menetapkan perlindungan kekebalan pada ikan,” tambah Prof. Evensen.
Menurutnya, data yang dihasilkan sejauh ini menunjukkan bahwa antibodi berpotensi menjadi cara paling andal untuk menambah kekebalan penyakit pada ikan. “Kita dapat memprediksi, bahwa kemanjuran vaksin menjadi masa depan pada akuakultur, sehingga bisa dikembangkan untuk keberlangsungan perikanan budidaya,” tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan. Berbagai upaya dapat dilakukan, untuk keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan salah satunya dengan mengetahui dan memahami gejala penyakit ikan sejak dini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.