Survei Indikator Politik April: Mayoritas Publik Anggap Pemerintah Berhasil Jaga Stabilitas Keamanan
Temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia terbaru menungkapkan sebagian besar masyarakat menilai kondisi keamanan nasional membaik.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia terbaru menungkapkan sebagian besar masyarakat menilai kondisi keamanan nasional membaik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan secara kesuluruhan persepsi publik terkait kondisi keamanan nasional masih positif.
Berdasarkan temuan survei terbaru, tercatat total 54,9% responden yang menyatakan kondisi keamanan nasional sangat baik dan baik.
Sementara itu, tercatat 29,9% responden yang menyatakan kondisi keamanan nasional sedang.
Hanya, 14,5% responden yang menyayakan kondisi keamanan nasional sangat buruk dan buruk.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei Nasional Indikator Politik Indonesia bertajuk Evaluasi Publik Atas Kinerja Pemerintah, Prospek Partai Politik, dan Calon Presiden 2024 di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Selasa (26/4/2022).
"Mayoritas masyarakat kita itu menganggap pemerintah berhasil menjaga stabilitas keamanan," kata Burhanuddin.
Berdasarkan data tren, kata dia, mayoritas publik mengapresiasi kinerja pemerintah terkait keamanan nasional.
Akan tetapi, kata dia, ada sedikit penurunan dibanding Bulan Februari di mana 58% masyarakat menganggap aman di Bulan Februari.
Baca juga: Mudik Jalur Darat Menuju Sumatera, Waspadai Risiko Keamanan di Perjalanan di Malam Hari
"Di Bulan April itu 54,9%, turun sedikit. Tetapi gambar besarnya adalah masyarakat masih menilai kondisi keamanan nasional membaik," kata Burhanuddin.
Survei dilakukan tanggal 14 sampai 19 April 2022 setelah demo besar mahasiwa menolak penundaan Pemilu dan wacana tiga periode masa jabatan presiden.
Namun demikian, survei tersebut dilakukan sebelum Pemerintah mengumukan penyetopan ekspor minyak goreng dan Jaksa Agung mengumumkan tersangka kasus mafia minyak goreng.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei tersebut jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali menandatangani responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.