Ini Sanksi bagi Perusahaan jika Tidak Bayarkan Upah Lembur Pekerja yang Masuk saat Libur Nasional
Pekerja yang masuk bekerja saat libur nasional berhak mendapatkan upah lembur. Pengusaha yang tak bayarkan upah lembur pekerja bisa kena sanksi.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pengusaha yang tak bayarkan upah lembur pekerja bisa mendapatkan sanksi.
Saat berlaku libur nasional, pekerja/buruh yang masuk bekerja berhak mendapatkan kompensasi upah lembur.
Sebenarnya pekerja tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi nasional yang ditetapkan pemerintah.
Namun, pengusaha dapat mempekerjakan pekerja pada hari libur resmi, apabila jenis dan sifat pekerjaannya harus dilaksanakan secara terus menerus.
Selain itu, juga telah ada kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja mengenai waktu masuk kerja di hari libur resmi.
Meski begitu, pengusaha wajib membayar upah lembur kepada pekerja yang tetap bekerja di hari libur nasional itu.
Baca juga: Kapan BSU Rp 1 Juta Cair? Menaker Sebut Masih Siapkan Aturan, Simak Cara Cek Penerimanya
Baca juga: Cara Menghitung Upah Kerja Lembur di Hari Libur Nasional, Termasuk saat Hari Raya Idul Fitri
Sanksi Jika Tak Bayar Upah Lembur
Lantas, apa sanksinya jika pengusaha tidak membayar upah lembur pekerja?
Kementerian Ketenagakerjaan melalui Instagramnya menerangkan, sanksi yang bisa dikenakan kepada pengusaha bisa berupa sanksi denda hingga sanksi pidana.
Sanksi pidana yang dapat menjerat adalah pidana kurungan paling singkat satu bulan dan paling lama 12 bulan.
Sedangkan sanksi denda, paling sedikit Rp10 juta dan paling banyak Rp100 juta.
Perhitungan Upah Kerja Lembur pada Hari Libur Nasional
Pekerja yang masuk di hari libur nasional, akan dihitung sebagai kerja lembur. Adapun untuk upahnya, dihitung sebagai berikut:
- Waktu kerja 6 hari kerja dan 40 jam seminggu
- Jam pertama sampai dengan ketujuh dibayar 2x kali upah sejam
- Jam kedelapan dibayar 3x upah sejam
- Jam kesembilan, kesepuluh dan kesebelas dibayar 4x upah sejam
- Waktu kerja 5 hari dan 40 jam seminggu
- Jam pertama sampai dengan kedelapan dibayar 2x kali upah sejam
- Jam kesembilan dibayar 3x upah sejam
- Jam kesepuluh, kesebelas dan duabelas dibayar 4x upah sejam
Baca juga: Cuti dan Libur Lebaran Telah Ditetapkan, Ini Aturan Masuk Kerja bagi Buruh atau Pekerja
Baca juga: Arus Balik Mudik Macet, Jaksa Agung Tak Masalah Pegawai Tak Masuk Hari Pertama Kerja
Contoh Kasus
Pada Hari Raya Idul Fitri 2022, seorang pekerja yang kerjanya adalah 6 hari kerja 40 jam dalam seminggu bekerja lembur selama 7 jam.
Kemudian, upah bulanannya Rp 4 juta.
Maka, cara menghitung upah lemburnya, ialah:
1. Menghitung Upah per-jam
Rumus menghitung upah per-jam= upah bulanan : 173.
Rp 4.000.000 : 173 = Rp 23.121,387
2. Kalikan Upah per-jam dengan Lama Kerja Lembur
Upah kerja lembur untuk pekerja dengan waktu kerja 6 hari kerja 40 jam seminggu adalah 2 kali upah sejam untuk 7 jam pertama.
Karena kerja lembur dilakukan selama 7 jam, maka upah lembur yang berhak didapatkan pekerja tersebut adalah 7 x 2 x Rp 23.121,387 = Rp 323.699,418
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.