PAN Sebut Belum Ada Pembahasan dari Koalisi Indonesia Bersatu Soal Paslon Pilpres 2024
"Meningkatkan kualitas berdemokrasi, mempertebal ikatan kebangsaan, dan bersama-sama menyukseskan Pemilu 2024," kata Viva.
Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seusai memastikan membentuk koalisi dengan Golkar dan PPP, Partai Amanat Nasional (PAN) menyebut belum ada pembahasan mengenai pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024.
"Intinya bahwa setiap keputusan akan diambil bulat, mufakat, tidak lonjong," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Adapun Koalisi Indonesia Bersatu, dikatakan Viva, merupakan koalisi lahir-batin yang mengedepankan ide untuk memperkuat sistem pemerintahan.
"Meningkatkan kualitas berdemokrasi, mempertebal ikatan kebangsaan, dan bersama-sama menyukseskan Pemilu 2024," kata Viva.
Baca juga: Ketentuan Presidential Threshold 20 Persen, Saiful Mujani: Capresnya Itu-itu Saja
Ke depan, Koalisi Indonesia Bersatu akan bertemu kembali. Ketiga partai saat ini tengah menyusun rencana kerja koalisi.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzili, bicara soal koalisi antara Golkar, PPP, dan PAN setelah terjadi pertemuan tiga ketum partai tersebut di Rumah Heritage Sam Ratulangi, Jakarta.
Setelah pertemuan tersebut, Ace mengatakan bahwa nama koalisinya telah disepakati, yakni Koalisi Indonesia Bersatu.
"Karena kalau mau membangun, mau maju, mau makmur, tidak akan bisa diperoleh secara maksimal kalau kita tidak kembali bersatu," kata Ace dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menyebut bahwa kata Bersatu sebagaimana nama koalisi, merupakan gabungan dari simbol-simbol ketiga partai.
"BERingin lambangnya Golkar, SuryA (Matahari) Lambangnya PAN, dan BaiTUllah (Kakbah) Lambangnya PPP.Jadilah kalau digabung menjadi Indonesia Bersatu," kata dia.
Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu yang Digagas PAN, Golkar, dan PPP Dinilai Berat Menangkan Pilpres 2024
Lebih lanjut, Ace mengatakan bagaimana dua Pilpres terakhir menyisakan trauma yang mendalam, di mana pembelahan sosial, polarisasi yang tidak kunjung sembuh meskipun pemilu sudah usai.
"Semaraknya politik identitas mewarnai lanskap politik kita. Pembelahan sosial ini seperti sulit dijembatani karena dua kutub yang esktrim terus terlibat pertengkaran dan saling caci maki hingga saat ini," kata dia
Maka itu, Ace menilai dengan berkumpulnya ketiga partai tersebut, telah disepakati bahwa dalam Pemilu 2024 nanti kita tidak boleh mengalami atau terjebak pada hal yang sama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.