Wapres: Indonesia Pegang Peran Penting dalam Penyediaan Bahan Baku Produk Nikel Dunia
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Kawasan NIS di Kabupaten Konawe Utara
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati (NIS) di Kabupaten Konawe Utara dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (19/5/2022).
Dalam sambutannya, ia mengatakan Indonesia dianugerahi dengan kekayaan sumber daya alam yang di setiap jengkal tanahnya.
Salah satunya, kata dia, merupakan komoditas dengan cadangan terbesar di dunia yaitu nikel.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, lanjut dia, cadangan nikel Indonesia sebesar 72 juta ton atau mencapai 52 % dari total cadangan nikel dunia pada tahun 2020.
"Ini artinya Indonesia memegang peranan sangat penting dalam penyediaan bahan baku produk nikel dunia," kata Ma'ruf.
Namun, lanjut dia, negara dengan Sumber Daya Alam yang berlimpah, apabila tidak bijak mengurusnya, justru berpotensi mengalami kemerosotan ekonomi.
Lagi pula, kata dia, kekayaan bumi Indonesia tidak boleh dinikmati oleh generasi saat ini saja tetapi juga harus membawa berkah bagi generasi mendatang.
Dengan demikian, lanjut dia, upaya ekstraksi SDA atau sumber daya alam tidak bisa dilakukan secara berlebihan, tetapi dengan memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan.
Untuk itu, kata Ma'ruf, kebijakan hilirisasi sektor pertambangan yang menjadi fokus pemerintah bertujuan mengintegrasikan sektor pertambangan dari hulu sampai ke hilir.
"Harapannya, sektor ini memberikan nilai tambah yang maksimal dan kemanfaatan yang lebih besar bagi kemakmuran rakyat," kata dia.
Baca juga: Peletakan Batu Pertama Proyek Kawasan Industri di Konawe Utara, Wapres: Optimalkan Ekonomi Daerah
Namun, lanjut dia, ekonomi dengan peningkatan nilai tambah saja tidaklah cukup.
Indonesia, menurutnya membutuhkan lompatan produktivitas berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan inovasi, serta ramah lingkungan.
Indonesia, kata Ma'ruf, harus memulai tranformasi dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi inklusif yang mengedepankan partisipasi, inovasi, dan juga ekologi.