Anak Muda Perlu Pendidikan Keterampilan Non Teknis Sebelum Memasuki Dunia Kerja
Pendidikan keterampilan teknis di sekolah kejuruan dan politeknik belum dilakukan secara terstruktur dan masif.
Editor: Malvyandie Haryadi
Selain melalui pembelajaran tatap muka, ChildFund juga melakukan langkah digitalisasi sehingga materi keterampilan nonteknis ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran daring.
Sejalan dengan pernyataan Dirjen Pendidikan Vokasi, Meinrad menyatakan sejak tahun 2021 ChildFund
bermitra dengan SMKN 1 Pringapus dalam mengintegrasikan modul keterampilan nonteknis ke dalam kurikulum pendidikan vokasi.
Dengan materi yang berjenjang, terstuktur dan berkesinambungan, modul ini akan disampaikan kepada siswa kelas 10 hingga 12.
Siswa kelas 10 SMKN 1 Pringapus mengungkapkan pembelajaran keterampilan teknis yang mereka dapatkan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Niken Ritmayanti, salah seorang guru SMKN 1 Pringapus, menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran keterampilan nonteknis ini membuat para siswa terarah sejak awal, apa tujuan mereka dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Para siswa dilatih untuk mengenal potensi dirinya.
Ia juga menilai para siswa yang telah mendapat materi keterampilan nonteknis tampak lebih percaya diri dibanding siswa lainnya, terutama dalam berkomunikasi.
Meinrad menyatakan keterampilan nonteknis merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjembatani link and match dengan dunia industri.
Sementara, dunia pendidikan vokasi saat ini lebih didominasi oleh keterampilan teknis (hard skills).
“Saat ini pendidikan keterampilan hidup di SMK dan politeknik masih dilakukan secara sporadis dan berdasar permintaan,” ujarnya.
Menurutnya, modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja ChildFund memiliki potensi untuk diterapkan di lebih banyak SMK-SMK pusat keunggulan serta politeknik negeri yang berada di bawah satuan Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Tidak hanya berkaitan dengan kesiapan kerja, ia berharap apa yang ChildFund lakukan ini dapat mendorong orang muda untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan di komunitas tempat mereka berada. (Willy Widianto)