Kemenkes Minta Masyarakat dan Nakes Jangan Panik Menyikapi Hepatitis Akut
Juru bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan dr Syahril, Sp.P, MPH mengatakan ada dua hal yang perlu diketahui terkait Hepatitis akut.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan dr Syahril, Sp.P, MPH mengatakan ada dua hal yang perlu diketahui terkait Hepatitis akut.
Pertama dibutuhkan kepedulian dari orangtua, dokter maupun fasilitas pelayanan kesehatan. Ketika menunjukkan gejala, segera ditangani. Dan jangan sampai terlambat.
Kedua, selama mendiagnosis Hepatitis akut ini membutuhkan pemeriksaan ke depan. Apakah benar masuk kategori hepatitis akut atau bukan. Di sisi lain, jangan terlalu berlebihan.
"Kemarin ada kasus itu, semua anak yang di bawah satu bulan atau dua bulan itu, yang kuning dilaporkan. Ini pun tidak begitu. Tidak seluruh gejala kuning tadi masuk Hepatitis ini," ungkapnya pada diskusi virtual, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Ada 14 Dugaan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, Catat Dua RS ini Jadi Rujukan Nasional
Menurut pemaparan Syahril, kadang ada kondisi yang dialami bayi saat baru lahir. Selama satu bulan terjadi warna kuning pada tubuhnya. Hal ini menurut Syahril akan hilang dengan sendirinya.
"Jangan terlalu panik. Teman-teman dokter dan faskes harus selektif betul. Karena pasien ini harus dilakukan pemeriksaa banyak dan bertahap," paparnya lagi.
Di sisi lain pasien yang diduga mengidap penyakit Hepatitis akut harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ada tingkatan puskesmas, rumah sakit umum daerah dan seterusnya.
Pemeriksaan SGOT-SGPT bisa dilakukan di beberapa puskesmas. Dan jika hasil SGOT-SGPT menunjukkan di atas 500, maka ada dugaan Hepatitis akut.
Kemudian ada pemeriksaan laboratorium yang lain. Di antaranya seperti pemeriksaan darah, swab tenggorokan, begitu juga dengan feses.
"Makanya tadi kasus ini selain probable ada yang pending karena masih membutuhkan pemeriksaan tadi. kalau sudah disingkirkan tidak Hepatitis A-E maka masuk probable," kata Syahril menambahkan.
Saat ini negara sedang menunggu dari WHO apa penyebab dari kasus Hepatitis akut ini.